Mohon tunggu...
Sobat Budiman
Sobat Budiman Mohon Tunggu... -

Media berbagi gagasan dan cerita tentang dunia perdesaan dan inovasi percepatan pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerilya Budiman Sudjatmiko dalam Pekat Hujan Abu Gunung Kelud

15 Februari 2014   00:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392401000639189152

[caption id="attachment_322667" align="alignnone" width="465" caption="Aktivitas Erupsi Gunung Berapi"][/caption]

Siapa sangka perjalanan Budiman Sudjatmiko ke Banyumas dan Cilacap, Kamis malam (14/2/2014) menjadi de javu masa kecilnya. Hujan Abu!

Pada tahun 1982-an, di Ponjehan, Majenang, Cilacap, saat usianya masih belia dia merasakan hujan abu akibat aktivitas erupsi Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Lebih dari tiga dasa warsa selanjutnya, dia harus menerobos pekat abu kembali akibat erupsi Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur.

Malam itu, Kamis pukul 22.00 dia berangkat dari Kompleks Perumahan DPR Kalibata menuju ke Cilacap dan Banyumas. Perjalanan itu biasa dia lakukan setiap akhir pekan. Dia bertemu dengan rakyat di kota kelahirannya yang memberikan amanah kepada sebagai wakil rakyat.

Budiman Sudjatmiko bukan politisi berduit. Dia tak mampu membiayai ongkos politiknya seperti para calon wakil rakyat lainnya. Mereka mampu membuat baliho maupun poster besar yang hiasi pojok-pojok kota hingga ke pelosok desa. Budiman memilih bertemu langsung dengan rakyat. Dalam pertemuan itu, dia menyerap aspirasi maupun memediasi persoalan-persoalan kerakyatan.

Pada Jumat (15/2/2014) dini hari dia baru masuki wilayah Kabupaten Ciamis. Mendadak jalanan begitu pekat, sorot lampu mobil sangat terbatas. Seketika dia teringat masa kecilnya, "Ini hujan abu! Gunung apa ya meletus?" Dia buka telepon genggamnya dan langsung mencari informasi. "Wow, Gunung Kelud Meletus....!"

Sejenak dia berkomat-kamit, kemungkinan besar berdoa. Setelah itu, dia mulai bercerita tentang pengalaman masa kecilnya. Kala itu, dia masih ingusan untuk mengerti situasi seperti ini. Desa Ponjehan, tempat tinggal Budiman Sudjatmiko, ikut merasakan dampak hujan abu Gunung Galunggung yang terletak di Tasikmalaya.

"Langit gelap, meski matahari sudah bertengger. Atap rumah penuh abu dan pasir halus," kisahnya.

Mobil terus berjalan menyusuri arah Ciamis-Banyumas dengan perlahan. Gerilya kali ini menerobos pekat abu Gunung Kelud. Cerita tentang hujan abu dan kerapuhan aksi pemerintah dalam menangani bencana menjadi obrolan hangat.

Semoga Tuhan melindungi warga di lereng Gunung Kelud. Amien

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun