Kegiatan ini turut mengundang pembicara ahli lainnya seperti Tinggal Hermawan S.Pi., M.Si (Direktur Kawasan dan Kesehatan KKP), Prof. Dr. Ir. Sukenda, M.Sc (Dosen FPIK IPB), Dr. Ir. Heny Budi Utari, M.Si (Kepala Divisi Free Market Techincal Service Shrimp & Lab CPP), dan Dany Yukasono (National Technical Service Manager PT. Grobest), demi mencapai tujuannya yaitu meningkatkan pemahaman pembudidaya mengenai strategi yang tepat untuk penanganan udang terhadap penyakit vibriosis.
Webinar lanjutan dengan tema budidaya udang berbasis lingkungan memiliki tujuan meningkatkan pemahaman pembudidaya mengenai cara budiaya udang pada lingkungan yang baik. Webinar ini mendatangkan beberapa pembicara baik dari Indonesia dan luar negeri.
Beberapa pembicaranya adalah Rico Wisnu Wibisono, S.Pi (Chief Operating Of icer of FisTXIndonesia), Ir. Januar Toko Raharjo (Ketua IV- Bidang Budidaya, Shrimp Indonesia), Arfindee Abru(Technical Support Manager, INVE Aquaculture), dan Mohammad Ilyas Mawardi (Technical Support, Skreatting Indonesia).
“New Mind Farming dapat menjadi mitigasi dampak budidaya udang dan keberlanjutan budidaya dan Closed Resirkulasi dapat menjadi penanganan dampak buangan hasil budidaya yang didasarkan padaresources yang tersedia” ungkap Rico Wisnu Wibisono selaku Kepala Operasi FisTXIndonesia. Selain itu, pengelolaan budidaya udang terutama di tambak memerlukan penggunaan probiotik.
“Penggunaan probiotik pada budidaya udang secra terukur dan sesuai peruntukan sangat menunjang keberhasilan proses budidaya” ungkap Januar Toko Raharjo selaku konsultan udang dalam Webinar dengan tema “Budidaya Udang Berbasis Lingkungan” pada 25 September 2021.
Selain produksi budidaya dengan skala besar, keindahan dan kenyamanan juga menjadi bagian dari akuakultur yang ditunjukan melalui seni menata akuarium atau yang dikenal dengan Aquascape pada penggunaan air tawar dan Marinescape dengan tema air laut.
“Para peminat Marinescape di Indonesia tidak hanya menjadikannya sebagai hobi tetapi juga cukup banyak yang menekuninya dan menjadikannya sebagai bisnis” ungkap Nico Susanto dan Steven Ponto selaku bagian dari Javareef dalam Workshop “Learn and Build a Beautiful Marinescape” AQUAFEST IPB 2021, di Javareef Jakarta Selatan, 19 September 2021.
Steven Ponto juga manyampaikan bahwa “Tujuan dalam hal ini agar para peminat Marinescape tidak berfikir hanya sekedar hobi, tetapi bisa dijadikan sebagai pekerjaan sampingan yang menghasilkan uang. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus untuk peminat dan pebisnis”.
Bisnis Marinescape memiliki prospek yang tinggi di masa depan. Indonesia memiliki keunggulan dari sumberdaya yang tersedia, yakni kekayaan alam yang beragam termasuk coral. Potensi dan peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik sebagai batu loncatan agar Indonesia dapat unggul dalam bidang Marinescape.
Melalui berbagai rangkaian e-conferences tersebut, mahasiswa HIMAKUA IPB telah menunjukkan peran proaktifnya dalam mendukung dan mewujudkan “Sustainable Aquaculture” di Indonesia, yakni dengan melebarkan sayap kolaborasi antara akademisi, praktisi, pembudidaya, hingga komunitas dalam satu wadah yang kreatif dan inovatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H