Mohon tunggu...
Iwa Sobara
Iwa Sobara Mohon Tunggu... -

Saat ini penulis sedang menempuh studi di Universitas Bern, Swiss. Anda juga dapat membaca tulisan lainnya di www.sobara.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengenal Ibu Kota Swiss

3 Maret 2011   08:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:06 3643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Swiss merupakan negara kecil namun memiliki pesonaalam yang menakjubkan, sehingga tidak salah kalau negara ini menjadi salah satu tujuan wisata kelas dunia. Sungguh beruntung kami sebagai penerima beasiswa dari pemerintah Swiss (ESKAS), karena setiap bulannya kami disuguhi program wisata rutin. Seperti halnya hari ini. Kami diajak jalan-jalan mengenali kota atau disebut dengan Altstadtrundgang. Tidak hanya jalan-jalan di kota, melainkan lengkap dengan pemandu wisata yang memberikan informasi-informasi penting seputar kota bagi kami. Tampaknya program seperti ini telah menjadi rutinitas setiap tahun bagi ESKAS.

Sabtu ini kami berkumpul di depan Tourist Information Center yang berada di dalam kawasan Bahnhof. Pukul 13.00 semua peserta telah datang. Memang tidak semua penerima beasiswa mengikuti program ini. Kami hanya bersebelas ditambah dengan Miss Fallahi dan seorang pemandu wisata yang bernama Maja Floess. Maja pertama-tama membagikan peta kota Bern kepada kami, lalu dia sambil menyapa bertanya pada kami tentang bahasa yang kami kuasai. Pemanduan dilakukan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Jerman.

Route diawali dari depan gerbang Bern Bahnhof. Stasiun ini selesai dibangun tahun yang lalu. Di depannya terdapat bangunan-bangunan lama yang masih terpelihara. Tidak heran kalau Bern sejak tahun 1983 merupakan kota warisan dunia menurut UNESCO, karena kota ini masih memelihara tata kota yang telah ada sejak abad pertengahan.

[caption id="attachment_92978" align="alignright" width="300" caption="Foto: Google"][/caption] Dari sana kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Bundesplatz, tempat pemerintahan negara ini. Swiss memang tidak mengenal sistem pemerintahan presidential, melainkan memiliki 7 kepala pemerintahan yang dipilih setiap empat tahun sekali. Kita bisa saja mengunjungi tempat ini setiap harinya selama tidak ada kegiatan kenegaraan. Halamannya yang sangat luas pada hari sabtu dan minggu pagi biasanya dijadikan pasar rakyat. Di sebelah kiri gedung terdapat air mancur sejumlah 26 buah yang melambangkan 26 negara bagian di Swiss. Pada musim panas biasanya tempat ini jadi tempat favorit anak-anak.

Dari sana kami melanjutkan perjalanan ke sebuah tempat tempat berdirinya menara jam atau yang disebut dengan Zytglogge.

[caption id="attachment_92988" align="alignright" width="300" caption="Foto: Google"]

12991406812011681167
12991406812011681167
[/caption] Jam ini tidak hanya membunyikan loncengnya pada waktu-waktu tertentu, tetapi kita juga bisa melihat hari, tanggal, bulan, tahun, astronomi, dan posisi bulan. Jam ini dibuat pada abad ke-17. Banyak wisatawan yang ingin melihat jam ini dan berpose di depannya.

Tidak jauh dari sana, kami kemudian menuju sebuah menara yang menggambarkan kekuatan manusia dengan mengalahkan singa, siapa lagi tokoh tersebut kalau bukan Samson.

[caption id="attachment_92984" align="aligncenter" width="300" caption="Foto: Google"]

12991408251863011661
12991408251863011661
[/caption] Tepat di depannya berdiri sebuah rumah yang bernama Einstein-Haus. [caption id="attachment_92987" align="alignright" width="300" caption="Foto: Google"]
1299140889975875281
1299140889975875281
[/caption]

Dulu di tempat itu Einstein pernah tinggal. Tidak jauh dari sana kami menuju ke sebuah gereja protestan tua bernama das Berner Munster. Perjalanan kami lanjutkan ke Rosengarten. Di tempat ini kami bisa melihat berbagai macam bunga mawar dari berbagai negara. Orang biasanya datang ke sini untuk melepaskan penat dengan makan dan minum di taman. Ada juga arena bermain untuk anak-anak. Terakhir kami melihat gedung Rathaus, kalau dibandingkan dengan gedung Rathaus yang pernah kukunjungi di Jerman tidak begitu spesial gedungnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun