Mohon tunggu...
Siti Nabilatul Zahro Salsabila
Siti Nabilatul Zahro Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya mahasiswa semester 5 jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Saya saat ini sebagai jurnalis penulis berita, artikel dan feature di beberapa media online. Selain itu saya juga sebagai content creator di bidang beauty dan lifestyle.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Buzzer Skincare Meragukan Konsumen Atas Kualitas Produk

25 Januari 2025   00:59 Diperbarui: 25 Januari 2025   00:02 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpulan Produk Skincare dan Body Care (Dokumentasi Pribadi Siti Nabilatul Zahro Salsabila) 

KOMPASIANA - Dalam beberapa tahun terakhir, tren penggunaan buzzer untuk mempromosikan produk skincare telah menjadi hal yang sangat familiar. Brand memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk memperkenalkan produk mereka melalui influencer atau buzzer, yang kerap kali memiliki jutaan pengikut di platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Meskipun strategi ini efektif dalam menjangkau audiens yang luas, di balik kemudahan akses informasi ini, muncul keraguan dari konsumen terhadap kualitas produk yang dipromosikan.

Fenomena Buzzer  
Buzzer adalah individu atau kelompok yang dipekerjakan untuk menyebarkan ulasan positif tentang suatu produk dari brand, sering kali tanpa pengujian langsung. Mereka memanfaatkan popularitas di media sosial untuk menjangkau khalayak luas, memengaruhi preferensi konsumen dengan cara yang menarik. Promosi ini sering dikemas secara kreatif, lengkap dengan foto before dan after penggunaan produk, video tutorial, hingga testimoni yang diklaim berasal dari pengalaman pribadi. Namun, meskipun tampil meyakinkan, tidak semua informasi yang disampaikan dapat diverifikasi kebenarannya.  

Faktor yang Menimbulkan Keraguan  
Konsumen mulai mempertanyakan keaslian ulasan dan efektivitas produk yang dipromosikan oleh buzzer. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya:  
1. Kurangnya Transparansi
  Banyak buzzer tidak mengungkapkan bahwa mereka dibayar untuk mempromosikan produk. Ketidakjujuran ini memunculkan keraguan terhadap objektivitas ulasan yang mereka berikan, sehingga konsumen sulit membedakan antara opini tulus dan promosi berbayar.  
2. Produk Tanpa Sertifikasi Resmi
  Sebagian produk skincare yang dipromosikan belum mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini membuat konsumen khawatir tentang keamanan, keefektifan, dan potensi risiko produk tersebut.  
3. Testimoni yang Berlebihan
  Ulasan yang terlalu positif atau klaim yang tidak realistis sering kali tidak sesuai dengan hasil nyata yang dialami konsumen. Ketidaksesuaian ini menimbulkan rasa ketidakpercayaan terhadap produk dan merek.  
4. Efek Samping dan Kasus Iritasi
  Banyak konsumen melaporkan efek samping, seperti iritasi kulit, alergi, atau bahkan kerusakan kulit setelah menggunakan produk yang dipromosikan. Hal ini memperparah reputasi merek dan kepercayaan terhadap buzzer.  

Dampak bagi Konsumen dan Produsen  
Ketidakpercayaan konsumen terhadap buzzer memiliki dampak signifikan, baik bagi konsumen maupun produsen. Konsumen yang merasa tertipu akan berhenti membeli produk, memberikan ulasan negatif, dan bahkan memperingatkan orang lain melalui media sosial atau e-commerce. Di sisi lain, produsen yang hanya fokus pada pemasaran melalui buzzer tanpa memperhatikan kualitas produk berisiko kehilangan loyalitas konsumen dan reputasi merek.  

Untuk mengatasi masalah ini, produsen dan buzzer perlu menerapkan pendekatan yang lebih transparan dan bertanggung jawab. Produsen wajib memastikan bahwa produk mereka telah melalui uji klinis, memiliki izin resmi dari BPOM, dan tidak membuat klaim yang berlebihan. Selain itu, informasi tentang bahan aktif, cara kerja produk, serta efek samping yang mungkin terjadi harus disampaikan secara jujur.  

Sementara itu, buzzer atau influencer yang dibayar untuk mempromosikan produk harus mengungkapkan kerja sama tersebut kepada pengikutnya. Mereka juga harus memberikan ulasan yang seimbang, berdasarkan pengalaman nyata, dan tidak hanya fokus pada keunggulan produk. Dengan demikian, mereka tetap menjaga kredibilitas dan hubungan baik dengan audiens.  

Membangun Kepercayaan Kembali  
Tren buzzer skincare menawarkan potensi besar dalam pemasaran produk, tetapi penggunaannya harus disertai dengan tanggung jawab. Konsumen yang cerdas cenderung memprioritaskan keamanan dan kualitas produk sebelum memutuskan untuk membeli. Oleh karena itu, produsen harus berupaya lebih keras memenuhi harapan konsumen, tidak hanya dari segi pemasaran tetapi juga dalam memastikan kualitas produk.  

Dengan pendekatan yang lebih transparan, edukasi konsumen, dan komitmen terhadap kualitas, produsen dapat membangun kembali kepercayaan konsumen. Hal ini akan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara produsen dan pengguna, memastikan keberlangsungan brand di pasar yang semakin kompetitif.

Penulis : Siti Nabilatul Zahro Salsabila

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun