Mohon tunggu...
Rere Snow
Rere Snow Mohon Tunggu... -

Aku hanya pemain kata, bukan penyair. Aku menulis berdasarkan apa yang ingin kutulis. Aksaraku sederhana namun bermakna bagi ruang rasa..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Ialah Kenangan”

9 Mei 2012   19:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah kenangan penuh keindahan
Tak mudah, menghilang dalam angan
Seraut wajah yang kini ku tinggalkan
Tak pernah lepas dalam ruang ingatan

Maafkan jika aku merindu
Sungguh, aku tak bermaksud mengingatmu
Meski berulang-ulang kuhindari..
Bayangmu terus mengikuti

Maaf jika aku mencinta
Aku tak mampu berdusta
Rasa yang tercipta..
Tak pernah terhapus, oleh perputaran masa

Saat ini aku mengenangmu
Karena aku menginginkan itu
Meski aku harus, menahan sesak akan kerinduanku
Sekalipun aku terluka, namun aku tetap menahan jerit hati nan pilu

Malam kembali menyelimuti kalbu
Setiaku memutari bumi sambil berlagu
Berdendang.. menghibur diri, meski tanpamu
Meski aku berulang-ulang terjatuh, mengepakkan sayap separuh jiwaku

Tak mampu kupungkiri..
Bayang wajahmu selalu menggoda di sela sela kesunyian hati
Hingga jiwa Rana sangat merindui

Dengan tangis aku melepas kerinduan
Lalu kuberimaji penuh hayalan
Meski hanya kenangan
Ia berhasil menghantarkan aku dalam kedamaian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun