Mohon tunggu...
Rere Snow
Rere Snow Mohon Tunggu... -

Aku hanya pemain kata, bukan penyair. Aku menulis berdasarkan apa yang ingin kutulis. Aksaraku sederhana namun bermakna bagi ruang rasa..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bungkaman Lelah Hatiku..

9 Mei 2012   21:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:30 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku lelah dengan kehidupan yang kugeluti
Perlahan kubersabar dan terus melangkah, namun tak jua kutemui jalan yang pasti
Lalu perubahan macam apa yang harus kulalui
Sedangkan kebuntuan selalu mengiringi
Tiada pencerahan maupun peningkatan yang berarti
Hanya keputusasaan lah, yang kian merajai diri

Aku letih..
Namun tak henti-hentinya aku menengadah
Memohon dan selalu memohon pada Sang Illahi
Agar aku sanggup menjalani kepelikan hidup, yang sedang kuarungi
Tertatih.. Meski benak tak lagi mampu memperhati

Perputaran waktu yang begitu cepat
Namun langkahku kian melambat
Terseok-seok aku menyusuri suatu tempat
Dimana selama ini aku bertambat
Ialah ruang hampa
Dan aku mengudara diantara sebuah asa
Penuh harapan
Serta memimpikan kepastian

Karena.. aku punya hak untuk itu..!!

Salahkah aku dengan impianku ?
Atau memang takdir, menginginkan aku tuk tetap dalam kegamangan
Serta sejuta tanya yang tak terjawabkan ?

Jeritan pun memuncak…

” Aku memiliki hak atas tanyaku ”
Kembali ucapan itu tersampaikan dalam jeritan hati yang terpendam..
Meski tampak keegoisan
Aku tetap menuntut hakku
Yaitu kebahagiaan lahir bathin
Serta impian yang ku anggap pantas untuk kugenggam
Astaqfirullah..

Maafkan aku
Yang memprotes takdir hidupku
Sujudku..
Doaku..
Tiada yang sia-sia
Dalam tunduk lemahku
Ampunilah segala Dosa-dosaku

Khilaf..
Aku hanya manusia biasa, yang tak luput dari salah
Dalam sikap maupun kata..

Tujuan akhir..
Menyemangati diri tuk meraih mimpi
Amien.
-snowlonerz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun