Sobat kompasiana, mau tanya kalau ada yang menyebut lumba-lumba apa kesan pertama yang muncul dalam pikiran kamu? ikan yang friendly dengan manusia, baik, lucu, jinak, atau pintar?
Tidak heran kenapa kesan kita cenderung lebih postif dibanding jika kita ditanyakan tentang hiu, sebab selama ini yang kita tahu hiu merupakan predator ganas yang sangat berbahaya bahkan tak sedikit film menampilkan keganasan hiu yang menyerang ikan lain ataupun manusia. Berbanding terbalik dengan lumba-lumba yang selalu di labelkan sebagai hewan jinak dan sahabat manusia sebab mereka tergolong hewan cerdas, ramah, dan memiliki daya ingat tajam serta perenang handal yang fleksibel.
Tapi tahukah kamu? Kalau Lumba-lumba yang terlihat menggemaskan itu punya sisi kelam melebihi sangarnya hiu bahkan hiu dikabarkan takut dengan lumba-lumba loh!
Loh, kok bisa?
Bisa! karena dibalik rupa lucu lumba-lumba ada karakter gelap yang tersembunyi dan penulis mau ajak kamu mengenal lebih dalam dengan lumba-lumba sang gengster lautan.
1. Lumba-lumba Seganas Paus Pembunuh
Paus pembunuh atau orca masih satu anggota keluarga dengan lumba-lumba oleh karena itu tidak heran keduanya memiliki kemiripan dalam aspek genetik dan biologis contohnya mereka memiliki gigi yang tajam sehingga membuat mereka menjadi pemangsa efisien dalam berburu ikan, cumi-cumi, dan mamalia laut lainnya. Keduanya juga hidup secara berkelompok yang disebut 'pod' atau keluarga dan fungsinya sebagai unit sosial yang sangat penting karena lingkup itulah mereka berkomunikasi, berburu, dan berinteraksi secara kompleks selain itu sisi mengerikan gerombolan lumba-lumba ini terletak pada kebiasaan mereka saat bersenang-senang. Sekawanan lumba-lumba biasa membunuh gurita demi kesenangan semata, setelah mendapatkan mangsa mereka juga mempermainkan buruannya seperti bola pantai dengan cara melempar kesana kemari hingga terbagi menjadi beberapa bagian dan lumba-lumba baru memakannya.
2. Seramnya kehidupan sex lumba-lumba
Menjadi salah satu hewan dengan hasrat sex yang tinggi lumba-lumba sebenarnya tidak memiliki musim kawin yang pasti sehingga biasanya mereka kawin sepanjang tahun. Seekor lumba-lumba jantan dapat ereksi secara instan dan sangat cepat jadi mereka harus siap siaga tiap ada kesempatan dan itu juga menjadi peluang mengapa lumba-lumba jantan seringkali membentuk suatu kelompok kecil yang kooperatif untuk menculik betina dan melakukan pemaksaan hingga kekerasan terhadap betina supaya bisa 'menerima' pejantan dan melakukan reproduksi, mereka melakukan itu sebab betina yang memiliki bayi tidak akan tergoda oleh rayuan para jantan yang hendak kawin oleh karena itu mereka melakukan penculikan, selain penculikan sekawanan lumba-lumba itu juga membunuh para bayi agar mempermudah proses kawin dengan sang induk. Selain menculik lumba-lumba jantan juga melakukan masturbasi dengan belut laut dengan cara menggeliatkan diri disekitar tubuh belut lalu memutarnya di sekitar alat vital mereka selain belut laut lumba-lumba jantan juga bisa melakukannya dengan kepala ikan yang telah terpenggal.
3. Lumba-lumba juga bisa mabuk seperti habis konsumsi Narkoba
Tidak hanya manusia yang bisa terjerat dengan senyawa kimia yang mengandung narkotika tapi lumba-lumba juga bisa, mereka membutuhkan ikan buntal untuk mabuk dan melayang sebab ikan buntal akan mengeluarkan sedikit racun ketika lumba-lumba menyentuhkan moncongnya hingga membuat ikan buntal merasa dalam keadaan berbahaya dan senyawa yang keluar sebagai pertahanan diri itulah yang digunakan lumba-lumba untuk mabuk. Mereka akan bermain dengan ikan buntal selama 20-30 menit hingga mereka mengambang dipermukaan air dan terpesona oleh pantulan dirinya sendiri.
Itulah beberapa sisi kelam dari lumba-lumba yang nampak terlihat bersahabat namun sisi tersebut bukan berarti lumba-lumba harus diburu dan dimusnahkan, lumba-lumba merupakan mamalia laut yang telah dirancang sesuai dengan tempat kehidupannya dan karakteristik yang mereka miliki juga punya peranan penting dalam dinamika kehidupan laut yang beragam. Oleh karena itu mari kita kenali dan sayangi lautan serta keberlangsungan hidupnya sebab kita dan alam merupakan ikatan yang tidak bisa terlepaskan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H