Para pemimpin dari dunia, kini sedang mencari cara dengan menggunakan pendidikan dan strategi komunikasi untuk menjadikan dunia menjadi lebih berkelanjutan daripada satu kemungkinan yang sedang berlangsung. Mereka sering merasa terjebak di antara instrumen (perubahan sikap) dan pembebasan (pengembangan manusia) sebagai sebuah strategi. Studi ini memberikan empat contoh kasus yang menggambarkan orientasi mengenai pendidikan lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah topik yang banyak diperbincangkan, baik dalam wilayah internasional, nasional, dan bahkan lokal di seluruh dunia. Pemerintah Belanda mempertimbangkan Environmental Education(EE) atau pendidikan lingkungan dan Learning for Sustainable Development (LSD) atau pembelajaran mengenai pembangunan berkelanjutan sebagai instrumen kebijakan komunikasi untuk mengenalkan pembangunan berkelanjutan kepada masyarakat. Sebuah studi dari Netherland Environmental Assesment Agency(MNP) menyatakan bahwa cara mengenalkan pembangunan berkelanjutan kepada masyarakat adalah dengan praktik. Sebuah proyek penelitian menyatakan bahwa terdapat tiga jenis pendidikan lingkungan : pertama, dapat diklasifikasikan sebagai predominantly instrumental atau lebih mengarah pada instrumen. Kedua, dapat dikatakan sebagai predominantly emancipatoryatau lebih mengarah pada pembebasan. Ketiga, merupakan percampuran antara jenis pertama dan kedua.
Instrumen Pendidikan Lingkungan dan Komunikasi
Instrumen ini mengasumsikan bahwa hasil tingkah laku yang diinginkan dapat diketahui, (kurang –lebih) dipercaya, dan dapat dipengaruhi dari intervensi rancangan dengan baik. Singkatnya, adanya instrumen dalam pendidikan lingkungan dimulai dari merumuskan tujuan secara spesifik dalam kondisi yang disukai, dan menganggap “target grup” terutama sebagai “penerima” yang pasif yang membutuhkan penjelasan dengan baik terkait pemahaman tentang intervensi komunikasi memiliki efek yang banyak.
Pembebasan Pendidikan Lingkungan
Sebuah pembebasan muncul, dengan jelas, mencoba untuk mengikutsertakan citizens dalam dialog aktif untuk menetapkan kepemilikan bersama, berbagi makna, dan sebuah kebersamaan, serta tekad diri untuk membuat perubahan seperti yang diharapkan pemerintah, akhirnya berkontribusi untuk menjadi masyarakat yang berkelanjutan. Proses pembelajaran sosial, didukung melalui metode partisipasi sudah diidentifikasi sebagai teknik apresiasi untuk menyadarkan adanya kebebasan dalam pendidikan lingkungan dan manajemen lingkungan.
Pemerintah Belanda telah menggeneralisir kebijakan yang secara rinci memfokuskan pada pemberian ruang bagi partisipasi pembicara dalam pencarian situasi yang lebih berkelanjutan dibanding sekarang – dengan kata lain, kebijakan tidak memberikan hasil yang berhubungan dengan tingkah laku secara spesifik, tetapi aktif memberikan pengaruh dan mengizinkan memilih lebih dari satu, termasuk yang termarjinalisasi agar dapat didengar.
Percampuran Komunikasi Pendidikan Lingkungan dan Partisipasi
Sosiologi lingkungan Belanda, Gert Spaargaren mengembangkan teori strukturasi Giddens untuk membuat sebuah model yang menghubungkan orientasi aktor dan munculnya orientasi struktur sementara. Spaargaren melakukannya dengan memasukkan praktik sosial pada pusat agen manusia yang diperantarai melalui gaya hidup. Pengaruh antara agen dan struktur merupakan gambaran luas dari praktik sosial. Model yang dikemukakan oleh Spaargaren mungkin ditujukan sebagai jembatan antara instrumen klasik, sikap terhadap lingkungan dan munculnya tingkah laku serta berbagai macam kebebasan, munculnya agen dasar. Selain itu, model ini juga mengambil peran dalam memengaruhi struktur sosial (teknologi) dalam bertingkah laku.
Metodologi dan Metode
Sebuah metodologi studi kasus telah dipilih untuk membantu kita dalam “mengungkapkan berbagai macam faktor (yang) berisi interaksi pembuatan karakter unik dari sebuah subjek studi”. Metodologi studi kasus memberikan pembelajaran mengenai contoh lengkap melalui deskripsi dan teoritikal dalam jawaban hal-hal yang dipertanyakan, dan ditujukan pada apapun yang mungkin penting untuk ditelusuri dalam situasi tertentu.