Mohon tunggu...
Sesilia Novenda
Sesilia Novenda Mohon Tunggu... Freelancer - Happy to have another experience

Hai! Nama saya Sesil. Saya sangat senang dan antusias terhadap pekerjaan yang dapat memberikan layanan. Itu sangat menyenangkan :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ulasan Mengenai 'The Tragedy of the Commons'

26 Februari 2017   23:27 Diperbarui: 27 Februari 2017   00:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wiesner dan York membuat kesimpulan mengenai akhir dari sebuah artikel tentang reaksi nuklir di masa depan, yang berbunyi kedua kekuatan yang saling beradu dihadapkan dengan dilema antara meningkatnya kekuatan militer atau menurunnya keamanan nasional. Kedua hal tersebut merupakan pertimbangan yang berat mengingat tidak adanya solusi secara teknik. Jika kekuatan yang besar melanjutkan mencari solusi di area pengetahuan atau teknologi saja, hasilnya justru akan memperparah situasi saja. Titik fokus yang diambil berdasarkan artikel Garrett Hardin bukan pada keamanan nasional dari dunia nuklir, tetapi pada kesimpulan yang telah dicapai, yaitu tidak adanya solusi secara teknis untuk masalah yang dihadapi. Asumsi umum dari diskusi mengenai hal tersebut mengatakan bahwa masalah yang sedang dibahas memiliki solusi secara teknis yang dimuat dalam jurnal professional maupun jurnal semipopuler. Solusi tersebut mungkin dijelaskan sebagai sesuatu yang memerlukan sebuah perubahan hanya dengan teknik ilmu natural, dengan tuntutan yang kecil atau tidak ada sama sekali dalam proses perubahan nilai manusia atau ide tentang moralitas. Hari-hari yang kita lalui selalu membuka diri dengan adanya solusi, karena menurut ramalan kesalahan sebelumnya, membutuhkan keberanian untuk menyatakan keinginan adanya solusi secara teknis bukanlah hal yang tidak mungkin.

Apa yang harus kita tingkatkan?

Populasi, menurut Malthus, secara natural menuju pertumbuhan secara “geometris”, atau biasa kita sebut secara eksponen. Dalam dunia yang terbatas berarti kekayaan bersama milik dunia per kapita seharusnya mengalami penurunan. Sebuah pertahanan yang adil dapat melihat bahwa dunia tidak terbatas; atau kita tidak tahu jika tidak terbatas. Tetapi, kenyataannya kita perlu menghadapi masalah tersebut dengan sadar akan teknologi, jika tidak tentu saja hanya akan membuat manusia sengsara, selama masa depan yang bisa saja terjadi tiba-tiba. Dunia yang terbatas hanya dapat dihuni oleh populasi yang terbatas juga; dengan kata lain, pertumbuhan populasi harus berbanding nol. Ketika perbandingan itu terjadi, terdapat dua alasan: pertama, berdasarkan teori. Ini bukan kemungkinan matematika yang dapat meningkatkan dua (atau lebih) variabel dalam waktu yang bersamaan. Ini dinyatakan dengan jelas oleh von Neumann dan Morgenstern, tetapi dasarnya berada di dalam teori partial differential equations. Alasan kedua terbuka dari fakta biologi. Agar dapat hidup, organisme harus memiliki sumber energi (misalnya makanan). Energi ini digunakan dengan dua tujuan: untuk pemeliharaan dan untuk bekerja.

Dalam usaha mencapai kesimpulan, Hardin membuat asumsi seperti biasanya bahwa akuisisi dari energi adalah masalahnya. Memberikan sumber energi yang tidak terbatas, pertumbuhan populasi masih memproduksi masalah-masalah yang tidak dapat dihindari. Masalah energi yang diakuisisi ini akan tergantikan dengan masalah baru. Populasi yang baik, pada dasarnya kurang dari jumlah tertinggi populasi. Kesulitan dalam mendefinisikan baik sangat besar; sejauh yang diamati Hardin, tidak ada satupun yang benar-benar serius mengatasi masalah ini. Tercapainya sebuah penerimaan dan solusi yang stabil akan memerlukan lebih dari satu generasi untuk bekerja menganalisis – dan butuh banyak persuasi.

Kita menginginkan kekayaan tertinggi tiap manusia. Bagi seseorang, itu merupakan hutan belantara, bagi yang lainnya mungkin sebuah ribuan pondok. Bagi seorang lainnya merupakan tempat memelihara binatang untuk diburu, untuk seorang lainnya lagi merupakan ladang pabrik. Kekayaan satu dengan kekayaan yang lainnya merupakan hal yang tidak mungkin, karena kekayaan merupakan hal yang tidak dapat dibandingkan. Hal yang tidak dapat dibandingkan tidak bisa diperbandingkan. Secara teori mungkin benar; tapi dalam kehidupan nyata hal yang tidak dapat dibandingkan tersebut dapat diperbandingkan. Hanya membutuhkan standard keputusan dan sistem pertimbangan yang dibutuhkan. Standard tersebut merupakan cara bertahan hidup di alam. Seleksi alam membandingkan hal yang tidak dibandingkan. Kompromi tercapai bergantung pada pertimbangan nilai dan variabel dari alam.

Tragedy of Freedom in a Commons

Bantahan untuk the invisible hand dalam kontrol sosial ditemukan dalam coretan scenario pertama dalam sebuah pamphlet tahun 1833 oleh William Forster Lloyd (1794-1852). Kita mungkin mengenalnya dengan sebutan “the tragedy of the common” (tragedy yang sering terjadi”. Menggunakan kata ‘tragedi’ secara filosofi, menurut Whitehead adalah intisari dari tragedi yang dramatis bukan ketidakbahagiaan. Intisari tersebut terletak pada kesungguhan kejamnya eksploitasi berbagai hal. Whitehead pun mengatakan, “Hal yang tidak dapat dihindari dari nasib hanya dapat diilustrasikan dengan terminologi kehidupan manusia melalui peristiwa yang menyebabkan ketidakbahagiaan. Hal itu hanya berlaku bagi mereka yang gagal mencari jalan keluar dapat menjadi bukti dari drama.”

Tragedi yang sering terjadi ini mulai berkembang. Gambar sebuah padang rumput membuka semua jalan. Selanjutnya, diharapkan para penggembala akan mencoba memelihara sebanyak mungkin ternak di padang. Beberapa rencana memang berhasil dilakukan dengan menyenangkan pada masa tersebut karena perang suku, perampasan, dan penyakit akan tetap menjadi penyumbang manusia dan hal buruk lainnya mengalami penurunan kapasitas daratan. Akhirnya, meskipun hari pembalasan tiba, yaitu hari ketika tujuan keinginan jangka panjang dari stabilitas sosial menjadi kenyataan. Bagian ini, terdapat logika yang melekat pada umumnya dengan kejam menghasilkan sebuah tragedi.

Sebagai manusia yang rasional, para penggembala mencari cara menaikkan keuntungan. Secara terbuka atau tertutup, sadar atau tidak, penggembala mempertanyakan kegunaan dari menambah satu ternak lagi. Jawaban dari pertanyaan kegunaan tersebut memiliki positif dan negatif komponen.

(1) komponen positif dari penambahan satu ternak. Sejak penggembala menerima segala proses dari mulai penjualan untuk tambahan hewan, kegunaan positif bertambah sekitar +1.

(2) komponen negatif dari fungsi penambahan satu ternak. Meskipun efek kelebihan ternak merupakan tanggungan sesama penggembala, kegunaan negatif dari pembuatan kebijakan penggembala hanya mengurangi -1.

Mencampur semua bagian komponen kegunaan, logika penggembala menyimpulkan bahwa hanya akal yang sehat baginya untuk mengeluarkan uang untuk menambah hewan ternak lagi, lagi, lagi. Kesimpulan ini merupakan hasil pikiran rasional bersama para penggembala. Inilah tragedi tersebut. Beberapa orang terkunci dalam sistem yang mendorongnya untuk menambah ternaknya tanpa batas – dalam dunia yang terbatas.

Sesilia Novenda

150905633

Pustaka :

hardin, g. (1968). the tragedy of the commons. www.sciencemag.org, 1243-1248.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun