Sebuah bisnis lokal yang bergerak di bidang makanan, khususnya kerupuk samiler, kini berupaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksinya. Berkat inisiatif dari sub kelompok 10 Kuliah Kerja Nyata (KKN) R20 yang didampingi oleh Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Zida Wahyuddin, S.Pd., M.Si., sebuah alat pemipih adonan kerupuk samiler yang inovatif berhasil dikembangkan.
Kerupuk samiler, salah satu kerupuk khas Indonesia yang digemari masyarakat, sebelumnya diproduksi secara manual. Proses pencampuran adonan, pemipihan, hingga penggorengan yang dilakukan secara manual sering kali memakan waktu lama dan mengurangi efisiensi produksi.
Untuk mengatasi masalah ini, sub kelompok 10 KKN R20 merancang dan menguji alat pencetakan sederhana namun efektif. Alat ini mampu mempercepat proses produksi kerupuk samiler, meningkatkan kapasitas produksi, dan memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.
"Kami sangat bersyukur atas kontribusi kelompok KKN R20 dalam mengembangkan alat pemipih adonan kerupuk samiler ini. Inovasi ini sangat membantu proses produksi" ujar Bu Ernawati pemilik UMKM Kerupuk Samiler.
Alat pemipih adonan yang baru diimplementasikan ini mampu mempercepat proses pemipihan adonan menjadi lembaran kerupuk dengan lebih cepat dan efisien. Desainnya yang sederhana memudahkan pengguna dalam penggunaannya, serta konstruksinya yang mudah dibersihkan mempercepat proses sanitasi.
Diharapkan, dengan adanya inovasi ini, industri kerupuk samiler di Dusun Wiyu dapat tumbuh lebih pesat dan memberikan kemudahan bagi para produsen dalam memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi. Kolaborasi antara kelompok KKN R20 dan industri lokal ini menjadi contoh nyata sinergi antara akademisi dan industri dalam menciptakan solusi inovatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H