Mohon tunggu...
Siti Nurhasanah
Siti Nurhasanah Mohon Tunggu... Akuntan - Ana

"Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." ― Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Lagi Padam

3 Januari 2023   07:39 Diperbarui: 3 Januari 2023   07:47 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua membiru
Membuta bahkan bisu
Semua berlalu
Meniupkan masa kelam itu

Kepingan itu tersusun walau rapuh
Mengukir sejuta asa bak riang di depan mata
Harapku dan harapmu menjadi satu
Untuk tiap pengorbanan berhias kata semoga

Sendu hendak menghampiri tiap masa
Menjadikan diri ini terasa berdosa
Waktu berlalu bersama nelangsa
Kutepis walau riang entah kapan kan bersua

Baca juga: Ukiran Malam

Tanpamu, kini kutambal luka
Tepiskan angan yang dahulu kupikir tak nyata
Nyatanya aku bisa
Kucoba berlapang dada
Kucoba bangkit tanpa aba-aba
Kucoba hal baru yang tak biasa
Kucoba agar siapapun tak iba

Lalu hari berlalu tanpa kelam
Burung mulai bersiul, tak lagi bungkam
Mega tak memancarkan kelam
Bagaskara bersinar bersahutan dengan alam
Aku, tak lagi padam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Aku Ingin Dirimu

Baca juga: Hujan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun