Mohon tunggu...
Siti Nuraisyah
Siti Nuraisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Lonjaknya Permintaan Pasar terhadap Gas LPG 3 Kg di Medan Selayang

28 Oktober 2022   23:20 Diperbarui: 28 Oktober 2022   23:28 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai masalah harga minyak naik, kini masyarakat diterpa dengan sulitnya gas LPG 3 kg di pangkalan maupun pengecer gas tersebut. Keluhan-keluhan yang menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari ini dialami oleh masyarakat Padang Bulan, Selayang II, Kota Medan. Setiabudi (53) yang merupakan pedagang rumah makan kecil menjadi salah satu warga yang kesulitan mencari Gas LPG 3 kg. Menurutnya kelangkaan Gas LPG 3 kg sudah dia rasakan sejak sebulan lalu.

"Saya kan jualan, butuh gas tiap hari. Gimana kalau gas sulit didapatkan. Sudah hampir sebulan saya kesulitan. Tapi untungnya saya memiliki 4 tabung gas, jadi masih ada stok kadang tapi gak tentu juga." Ujarnya.

Masyarakat lebih memilih untuk membeli gas LPG 3 kg di pangkalan gas dibandingkan lainnya karena harga yang ditawarkan pangkalan gas cenderung lebih murah dibandingkan pengecernya. Salah satu pangkalan gas yang terdapat di daerah Medan Selayang adalah pangkalan gas Miswanto. Pada pangkalan gas tersebut, menjual gas LPG 3 kg dengan harga Rp. 16.000/tabung. Sedangkan pengecer mematok harga hingga Rp.25.000/tabung.  "Saya lebih suka beli di pangkalan karena lebih murah kan, beda yang di warung-warung yang bisa sampek Rp20.000- Rp 25.000," ucap Setiabudi pula (Jumat,28/10/2022).

Pangkalan gas dapat mematok harga lebih murah karena aturan yang telah ditetapkan oleh SK GUBSU. "Kami menjual gas LPG 3 kg Rp.16.000,-/tabung sesuai dari pihak Pertamina-nya. Pangkalan kami juga berdiri untuk melayani konsumen rumah tangga, UMKM, dan pengecer."

Banyaknya kebutuhan rumah tangga menyebaban pasokan yang diberikan pemerintah tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. Meskipun pasokan gas LPG sudah terjadwal, hanya saja konsumen yang masuk melebih pasokan seharusnya.

Menurut pemilik dari Pangkalan Gas Miswanto, salah satu sebab melonjaknya konsumen gas LPG 3 kg karena adanya masyarakat ekonomi menengah ikut membeli gas LPG 3 kg yang seharusnya dipasok untuk masyarakat ekonomi ke bawah.

"Kadang yang beli bermobil, saya pikir dia mau tanya gas 12 kg. Ternyata beli Gas LPG 3 kg, ya mau gak mau kita harus dilayani. Tapi kadang saya tegur, bapak/ibu kenapa beli Gas LPG 3 kg. Ini kan untuk masyarakat miskin?" ujar pak Miswanto pemilik pangkalan gas.

Sebagai ibu rumah tangga, tentu harga murah menjadi suatu pilihan yang tidak boleh dilewatkan. Begitu pula salah satu ibu rumah tangga yang berasal dari ekonomi menengah ke atas tersebut. Menurutnya, dengan adanya gas murah dapat menjadi pilihan yang tidak boleh disia-siakan.

"Saya memang dulu memakai gas yang 12 kg, tapi karena saya ibu rumah tangga jadi susah kan untuk beli sediri, sedangkan kalau beli Gas LPG 3 kg kan mudah dan murah. Apalagi belinya di pangkalan gasnya langsung kan" ucapnya.

Dapat kita lihat ketidakpatuhan masyarakat menjadi kunci sebuah permasalahan di masyarakat itu sendiri. Padahal sudah terdapat tulisan "hanya untuk masyarakat miskin" dibagian badan gas melon atau Gas LPG 3 kg tersebut. Hal inilah yang menjadi factor utama ketidakmerataan bantuan pemerintah pada masyarakat kecil. Selain bersaing dengan masyarakat ekonomi menengah, masyarakat miskin juga harus bersaing dengan UMKM dan para pengecer gas lainnya. Pada saat ini, peran pemerintah juga harus cepat dan tegas agar dapat menyelesaikan masalah ini dan segera memberikan solusi kepada rakyatnya baik berupa penambahan kuota pasokan gas LPG di Kota Medan ataupun solusi terbaik lainnya.

penulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun