Mohon tunggu...
Benny Kurniawan
Benny Kurniawan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pekerja Sosial dan Freelance Fotografer

Teteg ing Pangabekten, Tulus ing Paladosan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kejujuran Merupakan Sesutau Hal yang Tabu

8 Maret 2012   05:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:22 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah arti kejujuran bagi anda? mungkin jawaban tersebut bermacam – macam namun dapat disimpulkan dari keseluruhan jawaban kejujuran adalah mengatakan hal yang sebenarnya tanpa adanya unsur pengurangan atau penambahan. Kejujuran pertama kali dikenalkan oleh Orang tua, Guru,  maupun Pemuka Agama ketika kita mulai beranjak dapat berinteraksi dengan kehidupan bermasyarakat. Kebanyakan orang bilang “anak kecil itu manusia yang tidak dapat berbohong” pernyataan itu memang benar adanya bahwa masa anak – anak penuh dengan kepolosan yang belum ditaburi oleh segala macam hal kehidupan yang terdapat dalam lingkungan masyarakat dan pergaulanya. Masa anak – anak merupakan masa dimana masa anak tersebut bermain dan bersenang – senang sehingga anak – anak belum mengerti dengan apa yang dianggap benar atau salah serta jalan pikiran mereka masih pendek belum dapat memikirkan akibat yang ditimbulkan apabila mereka melakukan sesuatu, tak jarang orang yang berpikiran pendek dianggap belum dewasa. Disaat anak mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar peran Orang tua sangat penting karena anak mulai dapat berinteraksi dan anak mulai mengenal keinginan seperti mainan, jajan, dan menirukan apa yang dilihat dan diketahuinya. Apabila yang dilihatnya buruk maka dia akan menjadi buruk, dan jika yang dilihat baik maka respon dari anak tersebut baik, contoh kecil mengenai kebohongan yang biasa dialami yaitu anak melihat mainan milik teman dan menginginkanya lalu dia merebutnya dan mengaku mainan tersebut miliknya. Contoh kecil tersebut merupakan awal dari ketidakjujuran anak – anak  maka peran Orang tua sangat penting dalam mengawasi perkembangan anak, jika tetap dibiarkan maka anak tersebut terbelenggu dalam kebudayaan kebohongan. Anak kecil yang terkenal polos dan apa adanya saja bisa tidak jujur, apalagi orang dewasa yang sudah mengerti yang baik dan yang benar.

Perkembangan kejujuran pada era Reformasi yang sudah berjalan kurang lebih 13 tahun kali ini malah mengalami keterbelakangan, keterbelakangan dalam arti pada era yang serba terbuka dan bebas sekarang ini malah banyak orang yang berbudaya berbohong. Hal tersebut tidak sejalan dengan era yang katanya titik kemakmuran bangsa Indonesia yaitu era Reformasi yang serba terbuka dan transparan, bila dibandingkan dengan sebelumnya yaitu era Orde Baru yang serba tertutup kebohongan itu tidak tampak karena bila ada segelintir orang berkata jujur maka “habislah” orang tersebut, oleh karena itu kebanyakan orang memilih bungkam karena takut. Sekarang di era Reformasi malah berbudaya “silat lidah” meningkat budaya itu meningkat karena dewan yang terhormat atau yang biasa disebut wakil rakyat mengajarkan budaya tersebut.

Jadi bisakah kita sehari saja hidup untuk jadi orang baik (Jujur)? Menjadi baik bukanlah sesuatu yang buruk, ada istilah dalam bahasa jawa “jujur – ajur” yang artinya menjadi orang yang jujur hidupnya akan sengsara. Kejujuran merupakan sesuatu hal yang tabu maka dari itu banyak orang yang memillih berbohong, berat memang untuk dijalani karena apabila kita menjalaninya orang beranggapan terkesan cari muka dan yang lebih parah orang yang berkata jujur akan dimusuhi. Menjadi orang berguna adalah orang yang mempunyai prinsip dan mengatakan apa yang seharusnya berjalan dalam artian apa yang seharusnya benar. Jujur memang menyakitkan namun dengan berkata jujur kita lebih dapat menerima dan memahami apa isi hati dan perasaan orang dan apa yang seharusnya terjadi. Jujur memang berat namun apabila kita melakukan itu kita dapat dihargai terhadap sesama, terhindar dari orang yang berniat jahat kepada kita serta yang lebih penting adalah kita mampu menjalankan salah satu unsur ajaran Tuhan. Tuhan mengasihi umat – Nya yang jujur, berkata jujurlah karena dengan berkata jujur kita dapat hidup tentram dan sentosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun