Mohon tunggu...
San Soul
San Soul Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mulai menghadapi kenyataan, dan kehilangan mimpi masa kecilnya tentang Matahari di malam hari -___- Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mahasiswa 'Dipaksa' Golput!

15 Januari 2014   12:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang Pemilu 2014, sudah hal yang lazim sangat mudah menemui iklan tentang Pemilu. Mulai dari kampanye parpol, hingga calon, dan iklan resmi dari pemerintah. Ada hal menarik yang selalu berulang dari iklan layanan masyarakat yang dirilis diberbagai media oleh lembaga resmi yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ajakan untuk menggunakan hak pilih atau tidak menjadi Golongan Putih (Golput). Kebanyakan masyarakat kita sudah sangat familiar dengan istilah Golput, yakni tidak datang memilih pada saat Pemilu dilaksanakan, terlepas dari berbagai alasan yang dilontarkan.

Banyak yang menganggap bahwa kaum muda sekarang ini bersikap antipati terhadap kegiatan politik. Mereka termasuk golongan pemilih pemula yang tidak sedikit jumlahnya. Artinya pemilih pemula yang sebagian besar golongan Pelajar (SMA) dan Mahasiswa.

Lalu, apakah mahasiswa atau pelajar ini terdaftar dalam DPT? iya, mereka terdaftar dalam DPT tetapi di daerah asal mereka tinggal. Yang terjadi nantinya pada pelaksanaan Pemilu 2014 baik Legislatif dan Presiden, banyak orang-orang yang terpaksa Golput.

Harus diakui bahwa, kebanyakan mahasiswa di Indonesia menjadi 'anak kos' yang artinya tidak semuanya tinggal dan menetap di daerah asalnya. Tidak sedikit yang lintas pulau untuk menempuh pendidikan. Dorongan dari pemerintah agar tidak Golput, dari pandangan saya ternyata belum menjangkau kalangan ini.

Yaitu kalangan pemilih pemula yang berstatus mahasiswa terdaftar dalam DPT tetapi mengalami kesulitan untuk memberikan hak pilihnya.

Padahal sebenarnya, surat suara untuk kalangan ini telah disediakan di daerah asal dimana dia terdaftar sebagai DPT. Lalu, terjadi lagi pemborosan anggaran? ternyata masalahanya begitu kompleks.

Solusi yang bisa ditawarkan kepada pemerintah, bahwa para pemilih pemula ini harus terakomodasi. Mereka harus di data khusus, KPU dapat bekerja sama dengan kampus-kampus dan membuat Tempat Pemngutan Suara (TPS) dekat dengan kampus tanpa melibatkan mahasiswa terhadap kegiatan politik praktis. Tetapi bagaimanapun juga, mahasiswa harus terlibat dan berkontribusi untuk menjadikan negara ini lebih baik. Salah satunya dengan ikut Pemilu.

*Ditulis oleh mahasiswa yang tidak menginginkan "Golput Terpaksa"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun