Mohon tunggu...
Sari Novita
Sari Novita Mohon Tunggu... profesional -

"Petiklah Hari dan Jadilah Terang"-\r\n\r\nBlog: www.sarinovitamenulis.wordpress.com dan \r\n www.kapeta.org\r\n\r\n Follow Twitter: @Chalinop & @YayasanKapeta\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Untuk Rachel Corrie

5 Juni 2010   07:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:43 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Untuk Rachel Corrie

Di masa kanak-kanak ku

Aku tlah merasakan penderitaan mu…

(Jujur dimasa kanak-kanak ku yang aku tahu hanya bermain)

Aku tidak tahu apa kata derita itu, bahkan ku tak pernah merasakannya.

Hati ku perih menggiris

Aku tlah merasakan kehilangan mu…

(Aku tak pernah kehilangan boneka mainanku, Apa temanmu sering mengambilnya dari mu, Rachel?)

Ribuan peluru menerjam

Aku tlah merasakan hancurnya negerimu…

(Aku tidak suka main perang-perangan dan aku marah bila anak-anak laki menghancurkan rumah-rumahan ku. Kehancuran itukah yang kau rasakan juga?)

Semakin tiada “Home Sweet Home”

Aku tlah merasakan direbutnya bumi mu…

(Aku meniduri ranjang yang empuk, rumah yang indah, apa jika ingin memilki rumah, kita harus merebutnya? Ah, terlalu jauh daya pikirku tuk kesana.)

Ilmupergi terkikis

Aku tlah merasakan hausnya pengetahuan mu…

(Aku dihujani deras ilmu pengetahuan, terkadang aku kesal terhadap orang tuaku yang mencekoki aku. Kenapa kau tlah jauh melangkah tentang kemiskinan akibat ilmu pengetahuan?)

Perut-perut keroncongan

Aku tlah merasakan kelaparan mu…

(Ah mana mungkin di negeri impian itu kehabisan makanan, aku yakin Rachel tak pernah kelaparan, tapi dari mana kau tahu rasanya seseorang yang tidak makan-makan bahkan jutaan orang?)

Ditelannya masa bermain

Aku tlah merasakan pudarnya masa mu..

(Di usia kita adalah masa kepolosan, oleh karena itu di sebut keindahan. Menurut usiaku tiada anak-anak yang kehilangan masa bermainnya. Apakah ada?)

Entah makhluk apa Israel itu

Aku tlah merasakan kekejian akan mu…

(Orang-orang selalu mencubit pipiku, selalu tertawa melihat tingkahku, selalu gemas memuji manisnya wajahku, selalu gembira bermain bersamaku. Masa sih Israel tidak suka anak-anak? Apa mereka tak pernah menjadi anak-anak? Apa kekejian itu ? apa seperti ibu tiri yang kejam?)

***

Rachel, usiaku tak jauh berbeda darimu. Tapi dari kecil hingga dewasa kini tak pernah sedikit pun aku ulurkan tanganku untuk Palestina. Tak pernah terbesit secuil pun di benak ku.

Sedangkan kau sedari kecil hingga usia remaja, kau korbankan dirimu seorang diri untuk mereka, bahkan untuk satu tanah yang bukan kau pemiliknya, sedarah pun kau tidak, sereligi pun tidak, apalagi mengenalnya, sudah berbuat apa dunia lain yang begitu luas ini dibandingkan jiwa raga mu.

Terbuat dari apakah jiwa, hati dan perasaan mu itu? Di kala aku dan lainnya tak berpikir ke arah situ, kau tlah jauh melangkah ke depan. Sungguh sebuah jiwa berhati emas.

Rachel, aku hanya kuasa mengenangmu, hati ku melirih isak padamu, aku tak mampu menuangkannya dalam suara bahkan dalam goresan tangan.

Aku tak sanggup menghadirkan puisi yang indah seindah dirimu. Maafkan aku karena remuknya hatikupada Israel yang tak bisa ku curahkan dalam kata demi kata.

I Love You Always, Rachel. Semoga Allah selalu memberikan RahmatNya pada mu.

In memoriam of Rachel Corrie, 1979 - 2003

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun