Karakter adalah aspek mendasar yang dimiliki setiap individu, terbentuk sejak kecil melalui pengaruh lingkungan keluarga. Selain itu, karakter juga merupakan bawaan yang sudah ada sejak lahir. Karakter yang positif dapat dikembangkan melalui pendidikan, salah satunya melalui pendidikan karakter di sekolah. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik. Salah satu karakter penting yang perlu ditanamkan sejak dini adalah kepedulian terhadap lingkungan.Â
Pembentukan karakter ini dapat dimulai dari sekolah dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Ketika siswa terbiasa menjaga kebersihan sekolah, mereka akan lebih peduli terhadap lingkungan di sekitar mereka. Sekolah biasanya mengimplementasikan program yang melibatkan prinsip K3 (kebersihan, keindahan, dan kerapian), seperti jadwal piket bersama di kelas dan lingkungan sekolah, serta aktivitas belajar merawat tanaman dan menjaganya. Peran serta kepala sekolah, guru, petugas kebersihan, dan ibu kantin sangat penting dalam mendukung upaya meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap pentingnya menjaga lingkungan sekolah. Kesadaran siswa terhadap kebersihan lingkungan dapat terlihat dari berbagai indikator, seperti kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, kebersihan toilet yang terjaga tanpa bau tidak sedap, pot tanaman hias yang bebas dari sampah, serta terciptanya lingkungan sekolah yang sejuk, asri, dan bersih. Dengan menerapkan program "Rabu Bersih" dapat efektif meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap kebersihan lingkungan.
Pengetahuan memiliki peran penting bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan dapat menyebabkan pencemaran yang berpotensi memicu berbagai penyakit akibat pengelolaan lingkungan yang buruk. Dalam hal ini, pendidikan memegang peran vital dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Pendidikan konservasi bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku, sikap, dan pola pikir, khususnya dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan ekosistemnya secara berkelanjutan. Kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya masih tergolong rendah, karena banyak yang belum memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Akibatnya, masih banyak individu yang membuang sampah sembarangan, sehingga limbah rumah tangga menjadi salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan.
Sekolah atau masyarakat setempat sebaiknya menyelenggarakan kegiatan edukasi yang melibatkan remaja berusia 14-16 tahun sebagai agen perubahan. Remaja ini diharapkan dapat berkontribusi langsung dalam upaya menjaga lingkungan, baik di kawasan pesisir maupun di lingkungan tempat tinggal mereka. Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Lingkungan perlu dijaga dan dilestarikan, di mana pendidikan memegang peran penting dalam mendukung upaya tersebut. Sebagai agen perubahan, kita harus belajar sekaligus mengajak masyarakat sekitar untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan demi masa keberlanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H