Mohon tunggu...
Sapto Anggoro
Sapto Anggoro Mohon Tunggu... Lainnya - Pedagang

Semesta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bersyukurlah

11 Januari 2025   04:57 Diperbarui: 11 Januari 2025   04:57 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Oscar Artunes

Bagaimana Bersyukur ?

Apa itu bersyukur ? Bersyukur merupakan sikap dasar manusia yang hidup bahagia. Manusia yang bersyukur bisa menerima dirinya sendiri apa adanya, tidak merasa perlu membanding-bandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Dia mengenal, memahami dan menerima kenyataan hidupnya sendiri yang sedang berproses secara unik. Dia bisa merasakan dirinya tidak lebih rendah maupun lebih tinggi dari orang lain. Kesetaraan hidup inilah yang mendasari sikapnya melakukan kepada orang lain seperti dia ingin melakukan kepada dirinya sendiri. 

Manusia yang bersyukur merasakan kasih di dalam dirinya, hidup saling peduli, berjalan bersama dengan keunikan masing-masing. Manusia yang bersyukur bisa membuka hatinya terhadap perubahan yang membawa kebaikan dalam hidupnya. Hati yang terbuka menjadi pintu masuk kepada semangat baru yang mau senantiasa belajar dari kehidupan yang begitu luas dan dalam ini. Setiap saat, setiap detik ada perubahan, manusia hidup di dunia yang senantiasa berubah. Manusia yang bersyukur memandang perubahan ini tidak menjadikan dirinya tidak mudah kagetan, tidak mudah gumunan, tidak mudah aleman namun dirinya hidup dalam kesadaran dan tetap waspada.

Bisa jadi kita menjalani hidup ini seperti kita menyanyikan sebuah lagu syukur. Sebagai sebuah nyanyian itu bisa dirasakan betapa indahnya irama dan syairnya. Penyanyi harus bisa membaca notasi tinggi rendahnya suara sehingga menjadi irama yang harmoni bisa dinikmati. Saat belum terbiasa membaca notasi penyanyi tidak bisa mengeluarkan irama yang selaras, maka dia perlu belajar membaca dan berlatih. Dalam kehidupan ini manusia belajar menjadi ahli syukur yang bisa lebih mengenal hidup ini suatu saat posisi di atas, saat yang lain mengalami mengalami keterpurukan, ada saat suka juga bisa mengalami rasa sedih yang membentuk suatu irama hidup. Inilah kemurahan Allah karena kita bisa mengalami berbagai dinamika kehidupan ini untuk menguatkan kita menghadapi berbagai masalah hidup kita. Irama hidup ini akan menjadi harmoni saat manusia mau terus belajar hidup selaras dengan kehendak Allah Sang Sumber Hidup kita. Semoga semua mahluk berbahagia. Rahayu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun