Mohon tunggu...
Sapto Anggoro
Sapto Anggoro Mohon Tunggu... Lainnya - Pedagang

Semesta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lebih Mengenali Diri Sendiri

26 Agustus 2024   19:41 Diperbarui: 7 September 2024   10:49 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Poster Bagus Suratya

Kita bersyukur bisa mengalami peristiwa sehari-hari. Setiap hari kita pasti mengalami peristiwa yang berbeda dengan hari-hari yang telah kita lalui. Tidak hanya sehari yang lalu bahkan sedetik yang telah kita lewati sudah berbeda peristiwanya. Jadi setiap saat kita pasti mengalami hal-hal baru yang senantiasa kita hadapi. Tetapi sering kita kurang menyadari adanya dinamika hidup yang kita hadapi ini.

Kita mungkin juga bisa melewatkan hal-hal penting yang bermakna dalam hidup kita. Kita ternyata masih kurang menghargai peristiwa yang sedang berlangsung dan kurang sungguh-sungguh memperhatikan waktu saat ini, detik ini yang bisa kita alami. 

Waktu saat ini, detik ini sungguh sangat berharga, saat ini kita masih bisa bernafas, kita masih bisa merasakan keberadaan hidup kita. Kita masih bisa melakukan hal-hal yang berguna baik untuk diri kita, sesama kita dan semesta tempat kita tinggal. Kita merasa bahagia saat kita bisa melakukan sesuatu yang bisa berguna bagi kita, meski yang kita lakukan adalah hal yang sederhana, sesuai takaran kita masing masing.

Suatu saat kita juga pernah mengalami peristiwa yang mungkin membuat orang lain kecewa dengan kita. Kita tidak bisa memenuhi semua harapan orang lain dan peristiwa itu membawa perubahan yang tidak kita duga. Interaksi demikian bisa kita alami. Kita menyadari tidak semua harapan dapat kita penuhi karena keterbatasan kita. Kita sungguh perlu untuk menyadari dan menghargai waktu agar kita tidak melewatkan adanya kebaikan yang bisa kita lakukan.

Suatu peristiwa yang terjadi membawa suatu pesan. Seringkali kita responsif, langsung merespon dan sekaligus menilai peristiwa itu menurut pemahaman kita sendiri dan ini kita jadikan satu-satunya kebenaran yang harus kita terima dan yakini. Tetapi pikiran kita sendiri mungkin masih kurang cermat dalam mengamati peristiwa yang terjadi. 

Kita tidak utuh dalam memahami peristiwa itu. Kita perlu  membiasakan pikiran kita disertai dengan hati yang tenang dan jernih untuk lebih memahami makna dan kebenaran dibalik peristiwa yang sedang kita alami. Kita dapat lebih luas, lebih utuh melihat apa yang sedang kita alami, sehingga kita bisa menangkap suatu kebenaran yang dipesankan melalui peristiwa itu.

Kita sesungguhnya haus akan kebenaran. Kebenaran kita kenali berawal dari diri kita sendiri  yang pertama kita temui ini. Kita hidup, kita bernafas, kita beraktifitas. Kita bertumbuh dalam iman dan semakin mengenali siapa diri kita sendiri ini.

Kita bersyukur diberikan kesempatan bisa belajar menjadi manusia. Kita diperankan hidup menjadi manusia di dunia ini. Peran hidup kita sebagai utusan di dunia ini. Hidup di dunia ini bukanlah tujuan. 

Di sini kita melakukan pekerjaan yang dikehendaki oleh Sang Sumber Hidup kita. Kita hendaknya hidup menyelaraskan kehendak kita berdasarkan kehendak Tuhan. Dengan demikian selesai misi kita menjadi manusia kita akan kembali kepada tujuan Sumber Hidup kita. Kebahagiaan dan kebanggaan yang kita rasakan yaitu saat bisa melakukan peran yang diberikan kepada kita masing masing sebagai utusanNya.

Saat ini kita berjumpa dengan diri kita sendiri. Kita tidak memiliki apa-apa. Hidup kita diberikan komponen rasa yang mendasari kesadaran hidup sebagai manusia. Manusia memiliki hubungan yang khas dengan penciptanya. Hubungan khas yang terjalin dan memberikan pertumbuhan hidup manusia yaitu kasih. Kasih itu memberikan kita hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun