Dalam konteks ini multikulturalisme kerap dikenal seperti istilah multiras,multidentitas, multiagama,multibahasa,multietnis dan sebagainya. Kendati slogan Bhineka Tunggal Ika secara eksplisit telah menegaskan komitmen Bangsa Indonesia ini terhadap penerimaan multikulturalisme.
Multikulturalisme menggugah pertanyaan penting seperti bagaimana tentang orang-orang yang berbeda-beda namun dapat hidup bersama,dan bagaimana cara menyikapi sikap toleran terhadap perbedaan.Â
Menurut Preston King, toleransi merupakan suatu sikap dimana seseorang yang toleran (tolerator) menoleransi keyakinan atau praktik yang sebenarnya ia tolak, dalam hal ini tolerator secara sadar untuk tidak ikut campur tangan dan di Indonesia indeks toleransi di tahun 2024 naik atau semakin membaik.
Pada masa orde baru memang multikultur belum diterima di kalangan masyarakat seperti peristiwa pembakaran tempat ibadah kerusuhan 1998, perang sampit dan tragedi poso. Dalam hal ini kalangan masyarakat masih acuh terhadap toleransi dan seiring berjalanya waktu dengan adanya pendidikan multikultualisme dan ajaran Semboyan Republik Indonesia menjadi pondasi yang baik sebagai integrasi Bangsa.
Dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika menjadi pondasi pemersatu bangsa karena hal ini dijadikan pelajaran untuk generasi bangsa untuk selalu menjunjun tinggi persatuan, Menurut Hosy; Jangan jadikan perbedaan sebagai perpecahan tetapi jadikanlah perbedaan sebagai ajang persatuan demi kemakmuran dan kerukunan Bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H