Mohon tunggu...
Smartfm Banjarmasin
Smartfm Banjarmasin Mohon Tunggu... -

101.1 FM -The Spirit of Indonesia Check these out : Facebook : Smartfm Banjarmasin Twitter : @SmartFM_Bjm Youtube : Smartfm Banjarmasin Link Youtube goo.gl/bXtwuV

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masih Rendah, Masyarakat Kalsel Tertipu Investasi

15 September 2018   12:03 Diperbarui: 15 September 2018   12:20 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rela Ginting - Deputi Direktur Pengembangan Kebijakan Perlindungan Konsumen OJK


Masyarakat Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan masih sangat berpotensi menjadi korban investasi bodong karena rendahnya literasi dan inklusi keuangan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi dan inklusi keuangan di provinsi dengan ibukota Banjarmasin ini hanya tercatat 22,3 dan 59,3%, atau yang terendah dibanding 3 provinsi lainnya yang masuk dalam regional Kalimantan.

Dalam paparannya pada Pelatihan dan Gathering Wartawan Kalimantan yang berlangsung di Jakarta sejak tanggal 14 -16 September 2018, Deputi Direktur Pengembangan Kebijakan Perlindungan Konsumen OJK, Rela Ginting, mengatakan bahwa pihaknya mengakui banyaknya kendala di lapangan seperti yang terjadi di Kalimantan Selatan, untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat agar terhindar dari praktik investasi bodong. Di antaranya keterbatasan infrastruktur yang membatasi akses ke masyarakat yang bermukim di wilayah pinggiran.

Meski begitu, nantinya tetap akan dilakukan edukasi keuangan secara masif, yang menyasar berbagai kalangan terutama yang memiliki multiplier effect atau efek pengganda, seperti kalangan santri atau pelajar. Selain itu juga akan dilakukan optimalisasi pemanfaatan media sosial yang mampu menjangkau semua kalangan, yang menjadi target edukasi keuangan. Dengan begitu diharapkan masyarakat Indonesia, khususnya yang masih rendah indeks literasi dan inklusi keuangannya, dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan.

Ginting menambahkan, dari tahun 2013 hingga Agustus 2018, pihaknya sudah memberikan edukasi keuangan di 206 kota di Indonesia. Dalam setiap kali edukasi dilakukan juga pembagian brosur dan booklet, yang diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam pencegahan bertambahnya korban investasi bodong. (Rz)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun