Mohon tunggu...
Smartfm Banjarmasin
Smartfm Banjarmasin Mohon Tunggu... Jurnalis - A Part Of Magentic Network, Kompas Gramedia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

101.1 FM -The Spirit of Indonesia Check these out : Facebook : Smartfm Banjarmasin Twitter : @SmartFM_Bjm Instagram : Smartfm Banjarmasin Youtube : Smartfm Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rapid Test Covid-19 untuk Kalsel Tiba, Petugas Medis Jadi Prioritas

26 Maret 2020   20:55 Diperbarui: 26 Maret 2020   21:00 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petugas medis yang berhadapan langsung dengan perawatan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan positif COVID-19 menjadi prioritas untuk menjalani rapid test, menggunakan alat yang baru didatangkan oleh pemerintah pusat. Mengingat besarnya risiko mereka terpapar virus Corona saat melakukan perawatan pasien di rumah sakit rujukan.

Diungkapkan Muhammad Muslim, Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian dan Penanganan COVID-19 Kalimantan Selatan, pihaknya dan tim laboratorium saat ini tengah menyusun protokol terkait penerapan tes. Melalui tes ini, diharapkan dapat mempercepat proses pemeriksaan terhadap petugas medis dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang saat ini jumlahnya mencapai 899 orang.

"Sesuai dengan jenis, fungsi dan manfaat dari rapid test itu adalah Orang Dalam Pemantauan yang memiliki gejala klinis," jelasnya dalam video conference  yang digelar Kamis, (26/03) sore.

Ia menambahkan, metode rapid test yang digunakan akan mengetahui gejala dengan cepat. Meskipun ditegaskannya, hasil dari tes tersebut tidak serta merta menandakan bahwa yang bersangkutan negatif dari paparan virus Corona.

"Saat ini yang kita terima adalah sebuah metode yang menentukan bahwa ini akan digunakan pada orang yang memiliki gejala karena kita mengukur antibodinya," jelasnya lagi. Untuk itu, menurutnya tak hanya ODP yang telah terpetakan di kabupaten/kota dan fasilitas kesehatan, namun juga PDP yang belum diambil sampelnya. (eva)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun