Mohon tunggu...
Wara Iswandari
Wara Iswandari Mohon Tunggu... Guru - Love God, Love Myself, Love Others

Seseorang yang suka membaca, pengalaman baru dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kegelisahan Guru 1

20 Februari 2011   07:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:26 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika membaca Kompas hari ini 20 Februari 2011  pada halaman Urban  tentang  Lucy dan juga sinopsis film King"s Speech ada dua kesamaan yang perlu dicermati dan ini menjadi bahan pemikiran tersendiri.

Lucy adalah seorang desainer grafis yang sudah melanglang buana ke beberapa negara, tetapi sebelum berhasil menjadi desainer grafis ada kisah perjanlan hidupnya yang menarik, ketika ia harus "melawan" khendak orang tuanya untuk menjadi arsitek, disini ia  berani mengarahkan dirinya sesuai keinginan dan minatnya di bisang desain grafis. walau ada pertentangan dengan orang tuanya , ia berhasil membuktikan apa yang ia ingini dan ia kuasai mampu membuat dirinya berhasil.  Kisah Bertie Raja  Inggris yang gagap dan harus melawan gagapnya dengan bantuan Logue, yang menjadi perhatian disini  adalah ketika dikisahkan bahwa Bertie tumbuh  seorang yang pemalu, dan selalu kalah karena segala yang ia minati dan ia kuasai ditentang habis - habisan oleh ayahnya dan tidak ada keberanian untuk melawan.

Apa yang bisa jadi bahan pemikiran dari keduanya adalah tentang minat dan bakat seorang anak yang kadang diabaikan orang tua dan orang tua menganggap apa yang menjadi pikirannya adalah yang terbaik bagi anak dan tidak mau mendengarkan sama sekali apa yang dimaui anak, minat dan bakat anak.

Hal tersebut terjadi juga ketika anak memilih pendidikan terutama kalau di Indonesia pemilihan sekolah menengah atas, oarang tua akan selalu memilihkan sekolah yang terbaik entah itu yang favorit atau bergengsi, itu bukan hal yang salah , akan tetapi kadang pemilihan sekolah kurang tepat untuk mengasah bakat dan kemampuan anak. ketika orang tua memasukkan anak ke sekolah yang sama seklai tidak ia inginkan, dan terpaksa menjalani mak yang timbula adalah pemberontakan anak. Pemberontakan bisa berupa kemalasan belajar, berbuat negatif yang merugikan dirinya sendiri seperti obat - obatan , miras dsb. Tetapi perlu diingat pula bahwa pemberontakan juga bisa disebabkan hal lain selain ketidakcocokan anak dengan pendidikan yang dijalani. jika terjadi pemberontakan anak, lihatlah dari segala sisi apa yang membuat anak tersebut melakukan pemberontakan termasuk apakah berkaitan dengan pendidikannya.

Pemberontakan dilakukan sebagai upaya protes karena tidak adanya komunikasi antara orang tua dengan anak.  Tingkah laku pemberontakan ini terkadang dibebankan kepada sekolah terutama guru untuk memperbaiki, padahal sekolah dan guru hanya mengawasi  dab mendidik anak sekitar 6 jam per hari dan sisanya bahkan dari kecil adalah tanggung jawab orang tua.

Anak dengan kemampuan bakat dan minat jika dipupuk dengan cara yang benar akan menjadi ahli di bidang yang ia kuasai dan minati.Anak dengan bakat  dan minat laksana benih yang perlu tempat tumbuh yang tepat ahara menghasilkan buah lebat. Orang tua laksana pemelihara benih. Orang tua yang mampu menjadi pemelihara benih yang  baik akan menghasilkan tanaman yang luar bisa buahnya. Sekolah dan guru hanya sebagian kecil melakukan pemeliharan dan perawatan benih.Untuk itulah orang tua harus mau melihat , mendengarkan dan memahami sungguh - sungguh minat dan bakat anak dan tidak terpaku akan keinginan pribadi yang dipaksakan keanak .

Ketika minat anak bertentangan dengan orang tua hendaklah orang tua bersikapa bijak dan berusaha mendorong tanpa memberikan beban  kepada anak dengan memberi cap "tidak berbakti" atau kata - kata lainnya yang mengecilkan hati anak.

Bacalah sekelumi kisah Lucy  dan Bertie  semoga menjadi pertimbangan tersendiri bagi orang tua.Mungkin kisah di luar kisah tersebut masih banyak dan mungkin ada disekitar kita. Jadikan pelajaran tersendiri bagi kita untuk emmandnag anak sebagai seorang pribadi yang uni dengan bakat, minat yang unik pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun