Mohon tunggu...
SMAN 5 JAKARTA
SMAN 5 JAKARTA Mohon Tunggu... Guru - LITERASI SMAN 5 JAKARTA

Kami dari TIM Literasi SMAN 5 Jakarta, dalam hal ini ingin memperkenalkan hasil karya dari peserta didik kami yang sudah berperan aktif dalam kegiatan Literasi dan Numerasi sekolah. Diharapkan peserta didik dapat meningkatkan keaktifan kegiatan dan menghasilkan banyak karya yang bisa dinikmati dan dimanfaatkan semua kalangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebutuhan Pendidikan di Era Kurikulum Merdeka

11 September 2024   07:06 Diperbarui: 11 September 2024   07:08 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ARTIKEL | ARTIKEL PENDIDIKAN
Hak Cipta 2024 oleh [Sartika Zahra].

Indonesia memasuki babak baru dalam dunia pendidikan dengan penerapan Kurikulum Merdeka, sebuah upaya untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan zaman dan mempersiapkan generasi muda untuk tantangan masa depan. Kurikulum Merdeka hadir sebagai jawaban atas perubahan cepat yang terjadi di masyarakat global, di mana inovasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis menjadi kunci keberhasilan. 

Kurikulum ini didasarkan pada prinsip bahwa pendidikan harus memerdekakan peserta didik dari belenggu standar yang kaku dan seragam. Pendidikan tidak lagi sekadar menghafal informasi, tetapi lebih pada memahami konsep, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan membangun karakter. Kurikulum ini memberikan kebebasan lebih kepada sekolah dan guru dalam menentukan materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa.

Salah satu ciri khas Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Metode ini mendorong siswa untuk belajar melalui eksplorasi masalah nyata dan relevan. Misalnya, dalam mempelajari konsep sains, siswa tidak hanya diajarkan teori di kelas, tetapi juga diajak melakukan eksperimen atau proyek yang melibatkan pengamatan dan penelitian. Pendekatan ini membantu siswa mengembangkan keterampilan praktis, kerjasama tim, dan kemampuan komunikasi. 

Di era Kurikulum Merdeka, penilaian tidak lagi hanya berfokus pada hasil ujian tertulis, tetapi juga mencakup berbagai aspek lain seperti keterampilan sosial, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. Penilaian formatif, yang dilakukan secara berkelanjutan selama proses belajar, menjadi lebih dominan. Hal ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang perkembangan siswa dan membantu guru untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran sesuai kebutuhan individu. 

Kurikulum Merdeka juga menekankan penguatan karakter dan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan karakter menjadi bagian integral dari setiap mata pelajaran, bukan hanya diajarkan secara terpisah. Siswa diajak untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, kerja keras, dan cinta tanah air. Ini penting untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki moral yang kuat dan rasa tanggung jawab sosial. 

Meskipun memiliki banyak keunggulan, penerapan Kurikulum Merdeka juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kesiapan guru dalam mengimplementasikan metode pengajaran baru. Banyak guru masih memerlukan pelatihan dan pendampingan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dan kreatif. Selain itu, disparitas fasilitas dan akses pendidikan di berbagai daerah juga menjadi hambatan dalam menerapkan kurikulum ini secara merata.

Namun, dengan dukungan dan komitmen dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga orang tua, Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan abad 21, pendidikan karakter, dan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menjadi individu yang kompeten, berdaya saing global, dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. 

Era Kurikulum Merdeka adalah kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan reformasi pendidikan yang lebih relevan dan adaptif. Dengan menitikberatkan pada kebebasan belajar, pengembangan keterampilan praktis, dan penguatan karakter, pendidikan Indonesia diharapkan mampu menghasilkan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan global dan menjadi agen perubahan bagi kemajuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun