ARTIKEL | ARTIKEL PENDIDIKAN
Hak Cipta 2024 oleh [Indri Oktaviani].
Latar belakang munculnya Kurikulum Merdeka didasari oleh kebutuhan untuk mengembalikan hak dan kebebasan belajar kepada siswa. Dalam sistem pendidikan sebelumnya, banyak siswa merasa terbatas karena kurikulum yang kaku dan seragam. Mereka sering kali harus mempelajari hal-hal yang tidak sesuai dengan minat atau bakat mereka, yang dapat menghambat potensi kreatif dan inovatif mereka.
Kurikulum Merdeka hadir untuk memberikan solusi atas permasalahan ini dengan menawarkan lebih banyak pilihan dan fleksibilitas dalam pembelajaran. Siswa diberi kebebasan untuk memilih mata pelajaran atau proyek yang sesuai dengan minat mereka. Hal ini diharapkan dapat membantu siswa menjadi individu yang lebih kreatif, karena mereka dapat mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan keterampilan unik yang relevan dengan passion mereka. Selain itu, kebebasan dalam belajar juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan inovatif, sehingga mereka dapat menemukan solusi baru dan kreatif untuk berbagai masalah. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih adaptif dan mendukung pertumbuhan pribadi setiap siswa.
Prinsip-Prinsip Kurikulum Merdeka:
1. Kebebasan dalam Belajar : Siswa dapat memilih materi pelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Ini
memberi mereka lebih banyak kendali atas cara dan tempo belajar mereka.
2. Siswa sebagai Fokus Utama : Pembelajaran dirancang untuk membantu siswa menjadi lebih aktif dan mandiri. Guru berfungsi sebagai pembimbing yang membantu siswa dalam proses belajar mereka.
3. Keterhubungan dengan Kehidupan Nyata : Materi pelajaran dikaitkan dengan situasi nyata dan praktik sehari-hari. Ini membantu siswa memahami bagaimana pengetahuan yang mereka pelajari bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.
4. Pengembangan Keterampilan dan Karakter : Selain akademik, Kurikulum Merdeka juga fokus pada pengembangan keterampilan hidup, seperti bekerja sama, berkomunikasi, dan kepemimpinan.
5. Penilaian yang Menyeluruh : Penilaian tidak hanya berdasarkan nilai akhir, tetapi juga melihat proses dan kemajuan siswa selama belajar. Ini memberikan umpan balik yang berguna untuk perbaikan.
6. Kerja Sama dengan Keluarga dan Komunitas : Sekolah bekerja sama dengan keluarga dan komunitas untuk mendukung proses pembelajaran siswa, memastikan mereka mendapatkan dukungan yang diperlukan.
Di era Kurikulum Merdeka, cara belajar telah berubah secara signifikan untuk membuat proses pendidikan lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan siswa. Siswa tidak hanya mengandalkan buku teks, tetapi juga menggunakan komputer, tablet, dan aplikasi pendidikan. Dengan alat-alat ini, mereka bisa mengakses informasi dengan lebih mudah dan belajar melalui video, e-book, atau aplikasi interaktif yang menyenangkan. Teknologi membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa memahami materi pelajaran.Â
Selain itu, pembelajaran sekarang mencakup dua cara: daring (online) dan luring (offline). Pembelajaran daring memungkinkan siswa mengikuti pelajaran dari rumah menggunakan internet. Ini memberi mereka fleksibilitas untuk belajar kapan saja dan dari mana saja. Namun, pembelajaran di kelas atau luring tetap penting. Kombinasi antara keduanya menciptakan pengalaman belajar yang lebih lengkap dan bervariasi.Â
Yang tidak kalah penting adalah fokus pada pengembangan keterampilan hidup atau soft skills. Selain belajar materi akademis, siswa juga diajarkan keterampilan seperti komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan. Ini dilakukan melalui kegiatan seperti proyek kelompok yang menantang. Dengan terlibat dalam proyek proyek ini, siswa tidak hanya belajar pelajaran sekolah tetapi juga mengasah keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari hari, seperti manajemen waktu dan pemecahan masalah.Â
Secara keseluruhan, perubahan ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dan menyenangkan, sehingga siswa bisa belajar dengan cara yang paling sesuai untuk mereka dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Penerapan Kurikulum Merdeka menghadapi berbagai tantangan sekaligus menawarkan peluang yang signifikan.Â
Kesiapan Guru dan Tenaga Pendidik menjadi salah satu tantangan utama. Banyak guru perlu mendapatkan pelatihan tambahan agar bisa memahami dan menerapkan kurikulum baru ini dengan baik. Kurikulum Merdeka meminta guru untuk mengubah metode mengajar mereka, yang bisa menjadi hal baru dan memerlukan penyesuaian. Namun, pelatihan ini juga memberikan peluang bagi guru untuk meningkatkan keterampilan mereka dan lebih kreatif dalam mengajar, yang pada akhirnya bermanfaat bagi siswa.
Fasilitas dan Infrastruktur juga menjadi tantangan penting. Tidak semua sekolah memiliki teknologi dan fasilitas yang diperlukan untuk mendukung metode pembelajaran terbaru. Sekolah-sekolah yang kurang berkembang mungkin menghadapi kesulitan dalam menerapkan kurikulum ini. Di sisi lain, peningkatan fasilitas dan akses teknologi di sekolah dapat mengurangi kesenjangan ini dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan efisien.Â
Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat merupakan tantangan lainnya. Melibatkan orang tua dan komunitas dalam proses pendidikan bisa sulit, terutama jika mereka belum terbiasa dengan pendekatan kurikulum baru. Meskipun begitu, jika orang tua dan komunitas terlibat aktif, mereka dapat memberikan dukungan tambahan yang sangat berharga bagi siswa. Dukungan ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka.Â