Suatu malam yang dingin ada dua remaja yang mencari jati dirinya dan saling berbincang tentang masa depannya. Mereka bernama Tino dan Alvin. Dalam percakapan tersebut mereka mencoba untuk saling mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka di masa depan nanti. Di tengah keheningan malam tiba-tiba Tino yang sedang menikmati rokoknya terganggu oleh suara Alvin yang memecah keheningan malam itu.
"wah...gimana ni kalo dari sekarang aku dah sering males-malesan belajar padahal bentar lagi ujian sekolah? Besok nek dah lulus mau jadi apa aku? Ujar Alvin dengan kesal dan penuh kebingungan. Lalu secara tiba-tiba Tino mulai menyambut omelan Alvin "Wes to santuy kaya aku ni lo kalem". Alvin yang mulai pusing akan apa yang harus ia lakukan mulai mengambil sebatang rokok dan membakarnya. Ditengah malam itu terjadi perdebatan antara dua sahabat ini. Alvin yang tidak mau mengikuti saran dari Tino untuk terus santai-santai pun mulai menentang saran dari temannya sendiri "Lah itu kan kamu, hidup santai Cuma ngrokok tok ndak pernah belajar. Emang besok kalo dah besar kamu mau jadi apa sih? Tanya Alvin. Tino dengan kepercayaan dirinya mulai menjawab pertanyaan dari sahabatnya "Hayo aku mau jadi orang sukses". Mendengar jawaban dari temannya tersebut Alvin sangat kesal "Mau jadi orang sukses? Kerjaan Cuma ngrokok nggak pernah belajar mau jadi orang sukses? Emang kerjaan apa yang mau nerima orang-orang kaya gitu? Tino yang masih asik dengan kepulan asap di depan wajahnya mulai menyaut lagi " Wes to jangan suka labelling ah. Mbok nek gitu temenmu ki didukung jangan diomeli" Alvin semakin kesal dengan jawaban dari Tino "Lah kamu yang males-malesan kalo dilihat secara realistis kan ya aneh males-malesan tapi kok mau jadi orang sukses". Tino mengabaikan jawaban dari sahabatnya Alvin sambil senyum-senyum sendiri. Alvin yang merasa tidak ditanggapi oleh Tino mulai menyerah dan segera menutup percakapan tersebut.
Setelah memutuskan untuk kembali kerumah dalam perjalanan pulang Alvin terbayang akan perdebatannya dengan sahabatnya tadi. Dalam kepalanya banyak pertanyaan yang bergelantung akan apa maksud jawaban dari Tino tadi. Ia merenungkan mengapa ia begitu santai dan tidak menanggapi omelannya dengan sangat tidak serius. Tidak terasa ternyata ia sudah sampai di depan rumahnya dan langsung beristirahat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H