Mohon tunggu...
Sondang malau
Sondang malau Mohon Tunggu... guru -

Guru di salah satu SMP di Kabupaten Padang Lawas, SUMUT

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Sistem MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang Buruk

25 April 2015   18:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:41 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan yang miris aku saksikan setiap hari ketika aku berangkat ke sekolah yaitu tentang betapa buruknya sistem MCK di daerah ini. Padahal betapa berlimpahnya air di kabupaten Padang Lawas ini sebab ada bukit barisan pengahasil air bersih yang tidak jauh dari kota Sibuhuan.

Sepanjang perjalananku ke Sekolah yang jaraknya sekitar 10 KM, di pinggir jalan ada parit yang dialiri oleh air yang tidak pernah kering walau kemarau panjang sekali pun. Tidak ada masalah dengan parit yang dialiri air itu akan tetapi yang patut disayangkan adalah aktivitas ibu-ibu yang ada disana. Di sepanjang parit itu dari hilir hingga hulu, mereka mandi, mencuci dan buang air besar dan kecil. Di bagian hilir air parit ada orang sedang mandi atau mencuci piring dan pakaian sementara di hulu ada orang sedang buang air besar. Dengan santai saja mereka gosok gigi disana sementara di atasnya ada orang yang buang air besar.

Tapi anehnya mereka seperti tidak perduli dengan keadaan seperti itu dan merasa biasa saja karna mungkin sudah terbiasa dengan keadaan itu. Dari segi kesehatan tentu sangat tidak baik sebab segala macam bibit penyakit sudah ada disana. Bagaimana mungkin di sepanjang parit itu digunakan untuk MCK sekaligus.

Pemerintah Daerah juga seakan tutup mata pada keadaaan seperti itu. padahal seharusnya mereka membangun sarana prasara untuk mengatasi keadaan buruk ini. Jika masyarakatnya sehat maka tentu saja mereka dapat bekerja dengan lebih baik untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. Akan tetapi kalau masyarakatnya sakit karna kesehatan yang diabaikan seperti itu bagaimana jadinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun