Mohon tunggu...
Nature Pilihan

Daerah Pertanian Cisarua Mengoptimalkan 10% Luas Lahan Cisarua

6 Maret 2019   09:23 Diperbarui: 6 Maret 2019   09:25 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


CISARUA, BOGOR -- Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar, maka tak heran pertanian menjadi salah satu mata pencaharian pokok masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat di kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Meskipun bukan mata pencaharian pokok, mayoritas masyarakat di sepuluh desa Cisarua menjadikan bidang pertanian menjadi mata pencaharian sehari-hari dan tergabung menjadi beberapa kelompok tani.

Memiliki luas lahan 200.000 hektar, hanya sekitar 10% yang produktif, dimana artinya hanya sekitar 20.000 hektar yang produktif dijadikan lahan pertanian. Semenjak beberapa tahun yang lalu, sudah terjadi peralihan hak masyarakat Cisarua dengan masyarakat luar Cisarua dengan proses jual beli. 

Sebanyak 90% dari luas lahan pertanian di Cisarua merupakan lahan sewaan milik masyarakat luar Cisarua dengan bukti sertifikat yang diterbitkan oleh BPN Bogor, dalam artian penduduk Cisarua hanya menjadi penggarap dan pengelola lahan.

Petani perrtanian Cisarua menanam banyak jenis bibit, seperti padi, cabai, jagung, kacang panjang, dan bibit-bibit sayur mayur lainnya. Setengah hasil dari yang dihasilkan oleh petani di Cisarua diberikan kepada pemilik lahan dan setengahnya adalah milik petani dengan sistem bagi hasil. Hasil yang dimiliki petani akan dialokasikan ke beberapa pasar yang ada di Cisarua bahkan di luar Cisarua.

Hanya 10% lahan yang produktif menjadi lahan pertanian dan tersebar di mana-mana, petani di Cisarua belum memilih cara teknologi untuk bertani dan lebih memilih memakai cara tradisional untuk menggarap sawah . 

"Dari 200.000 hektar hanya 20.000 hektar yang produktif, itu tersebar tidak di satu hamparan. Jadi tidak perlu membutuhkan teknologi," tutur Kepala Kelurahan Cisarua, Bapak Endang Sumantri.

Salah satu ketua RT di kelurahan Cisarua, Bapak Sopan, juga menambahkan, "Untuk masyarakat Cisarua masih kurang setuju. Adanya teknologi memang membantu, tetapi belum bisa diterima karena masyarakat lebih memilih memakai kerbau, cangkul, dan lainnya yang masih tradisional. Menurut masyarakat Cisarua, memakai cara tradisional untuk menggarap sawah hasilnya akan lebih bagus dibandingkan dengan teknologi."

Perihal dengan kendala, kendala pertanian di Cisarua tampaknya masih sama dengan masalah pertanian lainnya. Masalah hama, masalah gagal panen atau hasil kurang memuaskan karena cuaca, dan masalah modal. 

Dari banyaknya kendala yang dialami, pertanian Cisarua dapat mengatasi semua kendala tersebut dengan baik.  "Kalau hama, bisa ditangani dengan beberapa solusi, salah satunya dengan insektisida," kata Kepala Kelurahan Cisarua mengenai masalah hama.

Beberapa lahan pertanian di Cisarua ada pula yang dijadikan objek wisata, yang mana menjadi tempat bisa mempelajari perihal pertanian dan bagaimana cara menanam, mengelola, dan menghasilkan organik. 

"Ada nilai plus buat nambah wisata untuk masyarakat Cisarua dan edukasi, tata cara untuk menanam organik yang baik dan menghasilkan produksi organik yang baik juga," tambah Bapak Sopan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun