Mohon tunggu...
Naufal Almiftah
Naufal Almiftah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Robotika dan Kecerdasan Buatan - Universitas Airlangga

Menulis konten mengenai robotika dan teknologi di masa mendatang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Robot, Menggantikan atau Menyelamatkan?

3 Juli 2022   00:10 Diperbarui: 3 Juli 2022   00:13 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robot Industri, Sumber ilustrasi : Canva

Di era digital ini, manusia dipaksa untuk mengikuti perkembangan zaman yang ada. Salah satu faktor yang menjadi pesatnya perkembangan teknologi saat ini adalah adanya kecerdasan buatan dan robot yang membantu efektifitas kinerja kita sebagai manusia setiap harinya. Namun pesatnya perkembangan tersebut menimbulkan keresahan beberapa masyarakat yang berpikir bahwa nantinya pekerjaan – pekerjaan berat akan digantikan oleh robot dan kecerdasan buatan. Sebelum membahas lebih jauh, kita harus tahu apa itu robot dan kecerdasan buatan.

Dilansir dari Wikipedia, robot adalah seperangkat alat mekanik yang bisa melakukan tugas fisik, baik dengan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dahulu (kecerdasan buatan). Istilah robot berawal bahasa Ceko “robota” yang berarti pekerja atau kuli yang tidak mengenal lelah atau bosan. Sedangkan kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence) atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah.

Kecerdasan Buatan, Sumber Ilustrasi : Canva
Kecerdasan Buatan, Sumber Ilustrasi : Canva

Dari deskripsi tersebut, terdengar bahwa kehadiran robot serta kecerdassan buatan bertujuan untuk mempermudah kinerja manusia di masa yang akan mendatang. Namun bagaimana dengan pro dan kontra yang ada di masyarakat sekarang bahwa robot akan mempersempit lapangan kerja yang nantinya akan berdampak dengan kenaikan angka pengangguran. Fenomena tersebut dapat kita lihat pada beberapa perusahaan yang sudah mengandalkan robot sebagai pekerja produksi dan perakitan menggantikan buruh pabrik.

Fenomena – fenomena tersebut lantas menimbulkan stigma kepada masyarakat bahwa robot kedepannya akan menggantikan pekerjaan manusia. Seperti apa yang dikatakan oleh Kai-Fu Lee bahwa “Ai akan semakin menggantikan pekerjaan berulang, bukan hanya pekerjaan kotor, tetapi pekerjaan kantor sekalipun.” Dikuatkan dengan statement seorang venture capitalist tersebut, masyarakat semakin yakin bahwa dampak negatif adanya robot dan kecerdasan buatan ini lebih tinggi daripada adanya dampak positif.

Terlepas dari itu semua, robot dan kecerdasan buatan terbukti ampuh untuk membantu dan meringankan pekerjaan manusia, kita sebagai masyarakat harus percaya bahwa nantinya akan banyak tercipta lowongan pekerjaan – pekerjaan baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh manusia. Pesatnya perkembangan teknologi tidak bisa kita perlambat. Namun sebaliknya, kita bisa memanfaatkan dan bekerja sama dengan teknologi itu sendiri. Kita seharusnya tidak khawatir dengan apa yang robot bisa lakukan di masa sekarang, melainkan kita seharusnya khawatir dengan ketidakmampuan robot pada masa sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun