Kami memanggilnya dengan awalan Uda. Uda Rijal seorang Etnomusikolog berasal dari Sumatera Barat. Teringat waktu itu pertama kali bertemu di Padang bulan Maret 2018. Atas rekomendasi kerabat.
Setiap bertemu, kopi menjadi awalannya. Sehingga cair pula obrolannya.
Sesempatnya berkunjung ke Jakarta, kami menemuinya. Mengobrol mengenai beliau sebagai Etnomusikolog dan pendekatan penelitian yang pernah ia lakukan. Sampai pada bagaimana cara melebur ke dalam suatu masyarakat.
Uda, boleh perkenalan diri ke podcast perdana kita, SLAM Indonesia?
Nama saya, Rijal Tanmenan, yang bergerak di bidang seni. Yang orang bilang Etnomusikologi. Basisnya di Sumatera Barat.
Kita sebenarnya cukup awam terhadap Etnomusikologi. Apa bisa diceritakan lebih lengkap?
Etnomusikologi itu anak cabang dari disiplin ilmu etnologi, etnografi, antropologi, dan musikologi. Jadi sederhananya, Etnomusikologi itu disiplin ilmu keseimbangan antara musik dan budaya. Kalau kita mau masuk ke dalam budaya, data yang kita olah itu antara musik dan budayanya. Musik kan cabang seni juga, sebenernya seninya. Kalo etnomusikologi yang diangkat pengkajian dalam musik itu sendiri dari musik itu sendiri. Analisia musik pada setiap budaya.
Jadi cerita dibalik seni musik dalam budaya itu sendiri ya?
Etnomusikologi ini kan jadi samar di masyarakat. Ini kan studi musik tradisi, daerah. Sejatinya, etnomusikologi itu adalah studi musik dari budaya tertentu. Jadi yang diteliti musik bangsa, bukan musik etnis, bukan musik tradisi, bukan musik daerah, bukan musik bangsa. Sebagai contoh, bangsa Melayu kayak gimana. Melayu kan sangat luas. Berarti kita berurusan dengan antropologi, etnografi tertentu. Jadi etnomusikologi susahnya disitu.
Jadi prosesnya sangat panjang. Bahwa dalam satu bangsa, ada musik tertentu. Ditelaah sebagai seorang antropolog.