Kita perlu merefleksikan ayat Al-Qur'an dalam semangat berdakwah, apapun dakwah nya dakwah bil lisan, bil qolam, harokah, struktural, ekonomi dan lain sebagainya karena urgensi dalam berdakwah tidak hanya untuk para mubaligh saja. Namun tukang becak dalam mencari rezeki untuk keluarga nya di rumah sejatinya ia sedang berdakwah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Inilah realitas yang jarang kita menoleh nya, karena dari kebanyakan orang dakwah hanya di artikan orasi dan ceramah saja, namun lebih dari pada itu dalam Ilmu Filsafat Dakwah ada beberapa tipologi dakwah yang di sebutkan di atas, tanpa mengurangi sedikitpun pesan dakwah tersebut.
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَة وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
(Q.S An-Nahl Ayat 125)
Penting berdakwah dengan cara بِٱلْحِكْمَةِ mencontohkan kepada mad'u (audiens/jamaah) dengan cara baik, santun, toleran, sopan, ramah sebagai prototype Suksesnya cara dakwah Nabi Muhammad kala itu. Titik tekan dalam berdakwah menjadikan masyarakat yang berbudipekerti dan berakhlak dan memberikan masyarakat وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ pelajaran tuntunan uswatun hasanah yang dapat di ambil pada baginda Nabi Muhammad SAW sudah sangat jelas, Karena ketika dalam berdakwah isinya hanya provokasi dan menebar kebencian maka ini rasa-rasa nya jauh dari tujuan dakwah tersebut, yaitu menjadikan umat atau masyarakat yang moderat ummatan wasathan menjadi umat yang mutamaddin, atau cerdas dan berkualitas dalam kehidupannya, menyangkut etika, estetika, sadar, berdisiplin dan lainnya.
Karena sejatinya berdakwah itu mengajak ke dalam kebaikan, maka sudah seyogya nya dalam berdakwah menggunakan cara-cara kebaikan yang di benarkan oleh agama islam itu sendiri, dan dalam berdakwah tidak boleh satu golongan, orang, organisasi apapun yang menerima kerugian atau kemudhorotan dari dakwah tersebut.
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ فَيَسُبُّوا اللهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan” (QS Al-An'am: 108).
Dalam ayat ini sudah jelas bahwa tindakan mencaci-maki, memprovokasi, menjelekan dalam berdakwah tidak di benarkan dalam agama, karena agama sejatinya Rahmatan lil Alamin yaitu rahmat untuk seluruh alam, jika dalam berdakwah saja menggunakan ujaran kebencian, mencaci maki, dan mempovokasi satu dengan yang lain, maka point apa yang dalam dalam di ambil dalam berdakwah tersebut, kita tahu bahwa dakwah merupakan mengajak ke jalan kebaikan kepada Allah Swt, jika pun dakwah di lakukan dengan tidak santun dan toleran maka yang di dapat adalah sebaliknya mereka akan mencaci maki dari pada yang mereka yakini tersebut sehingga pesan perdamaian dalam berdakwah tidak tersampaikan dengan baik.
Alasan kenapa tidak bolehnya berdakwah secara keras dan mencaci maki dalam islam, hal ini akan menyebabkan kerugian bagi umat islam sendiri dimana mereka akan membalas mencaci maki islam itu sendiri, walapun cacian tersebut adalah sebuah kenyataan hal ini tidak di benarkan oleh islam itu sendiri dan berdampak buruk terhadap citra agama islam.
Larangan mencaci dalam ayat ini ditutup dengan
"Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan (QS Al-An'am: 108).
Oleh karena nya dalam berdakwah harus memakai kata yang santun dan kata-kata mutiara yang menyejukan umat karena pada dasarnya da'i atau mubaligh pada dasarnya mengajarkan pada sesuatu kebaikan, santun dan benar sesuai Akhlak dalam Al-Qur'an Nabi Muhammad SAW pun Sejak empat belas abad yang lalu telah berwasiat bahwa ia diutus sebagai penyempurna akhlak umatnya
قال رسول الله إنما بعثت لأتمم صالح الأخلاق
Rasulullah bersabda "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan baiknya akhlak" (HR. Ahmad).
(Slamet Turahman, Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)