Mohon tunggu...
Slamet Taufik
Slamet Taufik Mohon Tunggu... wiraswasta -

Orang yang sudah melakukan perbuatan baik ataupun buruk,sesungguhnya orang tersebut sudah berdakwah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Negara Macan Ompong

16 November 2014   16:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:41 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Negara Indonesia di beri karunia yang tiada habis-habisnya oleh tuhan,Negara ini  akan di proyeksikan sebagai mercusuar peradaban dunia, Negara ini adalah lumbung sejarah masa lampau yang menerbitkan dunia fashion,seni,tata bahasa,tehnologi dan segala keunggulan yang tidak di punyai oleh Negara manapun.segudang insan kreatif ada di Negara ini yang juga tidak di miliki di belahan Negara manapun.

Pemimpin Negara ini lebih sibuk dengan lifestyle,lipstick,fashion dan accessories dalam setiap penampilannya,lebih sibuk dengan argument kepentingan kelompoknya,lebih fasih bicara grupnya dari pada memikirkan kepentingan Negara.sedemikian kretifnya pemimpin kita sampai ada yang bertanya kok nggak ada pemimpin yang mengurusi pekerjaan kreatif padahal yang bicara lebih kretif dari wacana nya itu sendiri.sekarang kita sedang menyaksikan panggung drama yang tidak ada cerita narasi dan story board nya.drama yang mengemuka adalah drama spontanitas yang lahir dari kepentingan individu  dari pada menghibur penonton nya.drama yang selalu hadir untuk menghibur sendiri pemainnya.ya itulah Negara Indonesia.

Akhir –akhir ini kita sedang menyaksikan sebuah perjalanan Negara yang tidak bisa menghasilkan kepemiminan yang yang ngayomi,kepemimpinan yang tut wuri  handayani,dan kita gagal mendapatkan pemimpin yang gemah ripah loh jinawi,kita telah berhasil mengasilkan  kepemimpinan yang gagal produksi,kepemimpinan yang tidak subur dan luhur dalam setiap tindakannya,kepemimpinan yang lebih memetingkan kelompok taninya,dari pada memikirkan kepentingan nanti panennya  akan terbeli atau tidak,terkena puso ataukah di makan  hama wereng.

Dalam sejarah pertanian sama halnya produk kepemimpinan saat ini,pemimpin kita lebih sibuk mengurusi apakah nanti padi nya akan ditanam dimana,apakah ekosistem bisa kita perbaiki sesingkat-singkatnya,ataukah sudah tidak perduli nanti pertanian nya menghasilkan padi ataukah hama wereng,sudah tidak perduli apakah nanti ketika gagal produksi menimbulkan bahaya lingkungan atau tidak.saat ini pemimpin nya sedang berlomba-lomba mengejar sesuatu pekerjaan yang absurd dan tidak jelas juntrungan nya.

Kalau di didunia ini ada istilah Negara macan asia,sesungguhnya Negara kita bukan hanya sebagai macan asia tapi kita adalah senior nya macan asia yang taring dan kuku nya punya kedigdayaan dan kelenturan meraba kejadian yang sangat sensitive di setiap gerakannya.tapi apa daya yang terjadi adalah macan ini sedang terluka,macan ini sedang memperjuangkan antara hidup dan mati karena telah di tembak pemburu yang lebih sensitive gerakan pelurunya.macan ini sudah tidak bisa meraba gerakan ular yang lewat di sekelilingnya,macan ini tidak bisa membaui mangsa yang hadir di hadapannya,bahkan macan ini sedang terancam buta mata.pendengaran dan hatinya karena kepala nya tertembus peluru pemburu yang di sertai racun yang sangat ganas.akhirnya macan yang berwibawa itu jatuh lunglai dan tidak tampak kegarangannya,macan itu tertidur lunglai karena sedang memikirkan nasibnya,dan macan itu sedang berjuang antara hidup dan mati,padahal macan itu sedang mencari makan untuk anak-anaknya.

ITULAH MACAM OMPONG INDONESIA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun