Mohon tunggu...
Pangeran Kebahagiaan
Pangeran Kebahagiaan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya suka kopi

Selanjutnya

Tutup

Humor

Curahan Hati Therapis Shiatsu

20 Januari 2014   22:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:38 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sore itu, karena hari libur dan memang sedang penat dan rada stres, nubie mencoba mengambil motor dan berinisiatif berjalan-jalan.  Sedari di rumah memang ingin mencoba terapi pijat badan. Terpikirlah salah satu penyedia jasa pijat keluarga yang ada menu shiatsu-mya.

Langsung meluncur ke TKP, sudah pernah ke sini buat first time, tapi hanya foot reflexology saja, shiatsunya belum pernah. Pijat ala Jepang yang membuat kita jadi korban penginjak-injakan sang therapis ini konon dapat menyegarkan badan. Kebenarannya ya kita coba saja, bagaimana rasanya di shiatsu. Ciaaat... (koq malah jadi kungfu?)

Sampai TKP, front office nya mas-mas bilang penuh. Baru kosong jam 15,30. Lirik arloji, wah masih 1 jam lagi. Akhirnya tanya cabangnya dimana saja, ternyata dekat perempatan ada cabangnya juga. Oke langsung ke TKP kedua, ngebut kali ini, wuss... Sampai TKP kedua, wah front officenya cewe imut, sepertinya masih lugu dan polos, hasyaah.. Jawaban yang didapat sama juga, penuh juga.

Akhirnya ke kedai kopi dulu, minum cappucino 18 ribuan. Jam 15,00 langsung meluncur lagi. Ke TKP yang kedua tadi, karena front office nya cewe. Hehehe. Siap langsung masuk ke kamar untuk pijat, cuma disekat saja dan ditutup gorden. Ada musik relaksasi, dan suasana remang, disuruh ganti celana yang ada di sana. Wah tapi koq celananya basah gini, bekas apaan nih, asem...panggil mba front office tadi minta ganti. Dan mba nya bilang therapisnya lagi pada istirahat, walaaah. Dan disuruh menunggu 20 menit. Tobat.

Tik tok, 20 menit berlalu. Therapis pun masuk. Wah sepertinya rada jutek. Wajahnya malah mengingatkan sama admin di kantor. Ya sudah bayangin si admin kantorku aja seolah olah dia yang mijitin. Wkwkwkw. Pijat dulu bagian kaki, bikin kelojotan, sakit beuuud. Akhirnya punggung, nah ini enak rasanya karena nubie kebanyakan ngadep komputer buat Facebookan jadi punggung sering pegal. Selang berapa lama, therapis ngajak ngobrol, ternyata ramah juga. Dia cerita banyak tamu pria yg nakal. Misal nih, tiba tiba morotin celananya, terus mainan barang nya sendiri. Nah kalo sudah begini, si therapis terpaksa cabut keluar ruangan, biarin aja deh tu bapak-bapak mainan pelorotan burung-celana sendiri. Hehehe. Ada juga pelanggan yang baik, 2-3 kali baik, ngasih tips banyak, tapi lama-lama modus juga, minta yang aneh-aneh seperti minta dimandikan. Wahaha, nubie cuma bisa senyam senyum. Ya katanya therapisnya lho yang muka berondong kayak nubie ini malah justru pelanggan yang baik-baik,yang bapak bapak itu bocah tua nakal semua. Suka minta yang iya-iya. Si therapis cerita, dari satu orang yang dipijat dia dapat tips Rp7000 kalau itu  60 menit, kalau 90 menit dia dapat Rp11000. Wah sedikit juga ya. karena nubie baik, selesai pijat shiatsu (ini beneran diinjak-injak sama mbak nya) disuruh mandi sama mbak nya, tapi ya tidak dimandiin karena ini panti pijat keluarga (mungkin kalo yang plus itu dimandikan kali ya, kayak bayi aja, bayi tua hahaha). Kasih tips 2 lembar hijau ke mba therapisnya.

Overall, happy setelah banyak bercanda dengan mba therapis tadi, seakan-akan dipijat dan  bercanda dengan admin kantorku (bayangannya aneh-aneh udahan deh) hehe. Kapan-kapan mungkin balik ke sini lagi, nyoba shiatsu lagi, diinjek-injek lagi. Pas mau pulang, olalaaa  therapis lain yang mijat di yang samping room ku tadi cantik pol, putih, imut selera nubie banget, wow. Bayar tarif pijat di front office, sambil kedipin mata mba front officenya, yang penting asek sekali lagi asek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun