Agamais
Haji Darip mengawali perjuangan dengan berdakwah di sebuah musala kecil -- kini bernama Masjid Al-Makmur, di Klender. Lalu membina masyarakat Klender dalam meng-kaji Islam secara kaffah, bersama- sama sahabatnya: KH Maisin, KH Mursidi dan KH Hasbiallah KH Ahmad Zayadi.
Meskipun kondisi Klender sekarang dihuni oleh beragam suku dan agama, namun jejak keislaman masih tetap dominan. Selain perguruan Islam yang masih berdiri seperti Al Falah, masjid, musala, yang bertebaran di wilayah Klender, juga terdapat Pondok Pesantren Az- Ziyadah.
Pondok Pesantren yang didirikan pada 1948 oleh KH Ahmad Zayadi ini, hingga kini mengalami kemajuan luar biasa.
Teladan yang diberikan para tokoh, terutama Haji Darip membekas pada sikap warga Klender dan sekitarnya.
Wafat
Haji Darip tidak memedulikan gelar veteran dan pahlawan yang diberikan pemerintah kepadanya. Pada masa senjanya ia menghabiskan waktu untuk tetap berdakwah di Klender dan sekitarnya.
Pukul 01.00, 13 Juni 1981, Haji Darip tutup usia. Sebelumnya, ia sering menderita sakit kepala sebagai akibat dari penyiksaan-penyiksaan didapat ketika menjadi tahanan. Atas permintaan teman-teman seperjuangannya di kesatuan Dewan Harian Angkatan 45 DKI Jakarta, Haji Darip diminta dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Menurut sumber di Angkatan 45 Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sepeninggal pejuang yang tidak mengenal pamrih itu, pensiunan dan tunjangannya dicabut. Sedangkan rumahnya terkena proyek pelebaran jalan dan tergusur.
Hanya makamnya saja yang kini tersisa di dekat bekas kediamannya. Haji Darip dimakamkan di Pemakaman Wakaf Ar-Rahman Jalan Tanah Koja II, Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI