Â
14 tahun mengenangmu
ini dada bagai dikoyak
selalu menggebu
seringnya tak menemu
layaknya deras hujan
sebelumnya hampir selalu
petir sambar-menyambar
tak kutahu: itu seteru?
musim menjalani siklus
kita larut dalam arus-Nya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!