Mohon tunggu...
Slamet Riyanto
Slamet Riyanto Mohon Tunggu... Polisi - Tertarik dengan dunia puisi, ekonomi, dan teknologi.

Ikuti saja aturan main.. jangan pernah bertanya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Naif atau Polos?

12 Juni 2019   02:00 Diperbarui: 12 Juni 2019   02:05 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah lama aku meniti jalan ini
Dalam pesona kehidupan
Yang menawarkan gemerlapan
Entah itu nyata atau sekedar fatamorgana

Sedari kecil orang tuaku mengajarkan kebaikan
Sedini mungkin aku diajarkan kesopanan
Prinsip hidup dan moral nasihat sehari-hari
Sopan santun wajib tanpa kompromi

Namun,
Menginjak bertambahnya usia
Semenjak kedua kaki melangkah lebar
Meninggalkan rumah kecilku
Disitulah baru kumengerti
Hidup tidak seindah orang tuaku mengajari

Seringkali kutemui
Berlawanan dengan kebaikan
Namun anehnya banyak orang yang menjalani, ketika kutanya ke orangtuaku
itulah kehidupan nak..
Derrr, kaget diriku
Apakah benar begitu ?
Lantas apa yang kuterima sedari kecil
hanyalah dongeng atau cerita belaka ?

Kulihat cara orang bersikap
Memperlakukan satu dengan lain nya
Tak seperti teoritis orang tuaku
Banyak yang berbeda..
Ketika kutanya ke orang tuaku..
Itulah kehidupan nak..
Lama-lama , kau akan terbiasa..
Derr, apakah sesederhana itu ?
Pertanyaanku, apakah orang lain tidak diajarkan kebaikan waktu kecil ?
Atau hanyakah dongeng sebelum tidur?

Banyak kudengar orang berbicara
Tentang moral dan prinsip
Namun kenyataanya jauh dari kenyataan
Lain dilidah, tindakan bak bedebah
Semudah itu lupa dengan apa yang diucapkan
Semudah itu pula membantah ucapan nya sendiri..
Itukah prinsip dan moral ?
Begitu ada kesempatan, aku bertanya
kepada orang tuaku ?
Sederhana jawabnya,
Itu hanya sebagian kecil nak, suatu saat nanti, dirimu akan lebih banyak belajar
apa itu kehidupan..

Lantas, apa perlunya bapak dan ibu
Mengajarkan itu semua ?
Tiap hari, menjelang tidur..
Bahkan setiap nafasku terbayang
Ucapan bapak dan ibu..
Ibuku,  menjawab dengan lirih..
Karena aku sayang anak ku.. " jawabnya
Agar engkau siap menghadapi hidup..
Setidak-tidaknya, itulah jawaban ..
yang mungkin bisa kau dapatkan
Bapak ku berkata tegas, "
Selebihnya, dirimu sendiri.."

Slamet Riyanto, 12 Juni 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun