Analisisi Semiotika Komunikasi Visual
Sebuah Disain Digital, yang berjudul Takdir bayi perempuan, ini didesain oleh Yulius Satria, dengan gaya vektor art dengan sentuhan manual terlebih dahulu. Ada 3 warna utama dari desain digital ini yaitu merah, kuning dan hitam. Warna merah tampak sangat menyolok dan digunakan hampir 65% dari total jumlah warna yang digunakan, warna hitam 30% dan warna kuning 5% , Komposisi desain secara keseluruhan tertata secara simetri, tampak seimbang. Terdapat beberapa objek pada desain ini yaitu font atas bawah, lingkaran kuning, ilustrasi ibu dan bayi atas bawah, dan satu titik lingkaran ditengah. Jika dilihat secara keseluruhan antara objek lingkaran, illustrasi dan titik pusat, terlihat seperti kaset CD yang siap diputar.
Font yang digunakan adalah jens font serif, font berkaki yang ketbalan garis huruf tidak sama tebal, yaitu bernama font english old. Illustrasi yang dibuat seperti campuran antara gaya wayang dan gaya gambar arca arca pada candi candi kerajaan hindu budha di Jawa. Illustrasi bergambar seorang ibu yang sedang mengandung dan meghormati illustrasi ibu yang lain, dan illustrasi ibu mengandung tersebut tampak memejamkan mata dengan tangan menyembah atau hormat dan kaki juga tampak menyembah lagi hormat seperti apa yang dilakukan abdi dalem saat akan menghadap raja, dengan sanggul gaya jawa dan bayi terlihat transparan diperut. Center of interest desain tersebut terlihat pada illustrasi yang saling menyembah dan tampak saling melengkapi
Font headline dengan tulisan sang surya diatas dan menyinari dunia berada dibawah, menggunakan font english old yang merupakan font font berumur tua, font gaya ini sering digunakan sekitar abad 15. Pada karya desain dengan ini desainer ingin menunjukan bahwa kesan lama yang ada di dalam karya ini sangat kuat. Jika dilihat dari teks “Bagai sang surya, menyinari dunia”, matahari adalah lingkaran illustrasi, sedangkan font adalah cahaya yang berasal dari matahari tersebut bermakna bahwa font adalah turunan dari lingkaran illustrasi gaya lama yang cahaya yang dipancarkan dari matahari pun sama yaitu gaya lama, dengan makna konotasi bahwa ibu itu seperti matahari dan kasih sayangnya seperti sinar matahari, yaitu sinarnya saja sangat mempengaruhi kehidupan, memberikan hidup dan memberikan cahaya bagi kehidupan anaknya lagi menghangatkan, kasih sayang ibu yang luar biasa ini kita dapat darinya sejak lama yaitu sejak kita lahir.
Illustrasi Ibu yang begaya lama, gaya perpaduan antara wayang dan relief pada candi jaman dahulu, yang dibuat oleh nenek moyang kita, dan bersikap hormat dan berada di dalam lingkaran kuning ini bemakna matahari, lingkaran kuning dapat bermakna konotasi ketekatan bulat seorang ibu yang merawat anaknya bagaikan matahari, sedangkan makna illustrasi ibu yang sedang hamil dan digambar dengan perpaduan gaya gambar wayang dan relief adalah kasih dari ibu yang dicurahkan kepada kita menggambarkan tutur bahasanya, sifat yang diajarkan, dan semua kasih sayangnya adalah berdasarkan budi pekerti adab, budaya dan tata cara yang digunakan untuk mengasuh kita berasal dari ajar budi pekerti, yang beasal dari nenek moyang kita, yang berbudaya agung. Dan gambar ibu hamil yang bayinya tampak transparan adalah bermakna kasih sayang ibu yang sedemikian luar biasa adalah tulus adanya tanpa basa basi tanpa pemanis buatan dan transparan. Bentuk dua illustrasi ibu dan lingkaran yang seperti cover CD dan kedua illustrasi tersebut tampak saling menghormati dan saling menghormati, bermakna bawa ibu ibu di dunia ini kasihnya takkan pernah putus, berputar seperti VCD player yang senantiasa diputar dari ibu ke anaknya dari anak yang sudah jadi ibu ke anaknya lagi dan berulang ulang takkan pernah putus.
Berdasarkan tanda verbal dan visual, maka desain digital tersebut bisa dicermati dengan bantuan kode hermeneutik, kode simboik, kode narasi dan kode kebudayaan.
Kode hermeneutik pada karya diatas terletak pada aspek enigma pada Illustrasi, yaitu pada mata, kenapa mata pada illustrasi ibu ini adalah tertutup makna konotasi dari mata yang terutup. Padahal kebanyakan mata yang tertutup bermakna negatif.
Kode simbolik terletak pada aspek kemenduan dan pertentangan dua unsur dan kontradiksi, pertentangan dua unsur ini terlihat pada headline yaitu pada kata “ Bagai sang surya, menyinari dunia” Surya sesungguhnnya pastilah menyinari dunia dan alam semesta, sedangkan ini hanyalah perumpamaan karena pada headline ini ada knya kata “Bagai” sehingga ibu yang dimaksud hanyalah sekedar umpama, bukan benar benar seperti surya yang sesungguhnya.
Kode narasi , yaitu kode yang mengandung cerita, secara keseluruhan desain mengandung cerita, tetapi penceritaan paling kuat berada pada illustrasi ibu dan bayi dengan illustrasi gaya lamanya.
Kode kebudayaan terletak pada aspek mitos dan pengetahuan, bahwa kasih sayang ibu kepada bayi perempuan itu terus berputar, memang takkan pernah putus, karena anak perempuan dari ibu ini nantinya juga akan menjadi seorang ibu dan melahirkan anak anak yang kelak menjadi ibu juga. Juga, pada gaya illustrasi adopsi gaya wayang + arca kuno, ini menyebutkan bahwa kasih sayang seorang ibu ibu Indonesia, Khususnya jawa, berdasar bada budi pekerti, adab dan sifat yang diturunkan oleh nenek moyang pada masa lamapau yang bersifat luhur.
Dari analisis berdasarkan tanda visual dan tanda verbal, keduanya saling melengkapi, dengan demikian tanda yang terdapat pada desain cover CD ini adalah bentuk apresiasi seni pada kasih sayang seorang ibu terhadap anak perempuan, yang kasihnya takan pernah putus, murni dan kasih sayangnya dicurahkan dengan adab budaya Indonesia.