Bukan ku ingin memanfaatkan dinamika hati supaya menelurkan sebuah tulisan. Seperti ada hubungan sebab akibat. Anggap saja begitu.
Kegusaran ini ingin kunikmati sendiri. Sekarang. Bagaimana dengan diriku yang besok? Bagaimana bila suatu saat nanti hati ingin memunculkan perasaan yang sama?
 Tak ada manusia yang tak memiliki pergolakan di jiwanya. Di saat keinginan bertabrakan dengan tuntutan. Saat semua pilihan memunculkan dilema yang tak kunjung kita pahami makna dari itu semua.
Aku di sini sedang demikian. Sedang menulis kecamuk hati dan pikiran. Hati yang bersuara jernih memakai perasaan sebagai ujung tombaknya. Sedang pikiran memegang erat logika dalam alirannya. Saling bertubrukan. Atau saling menyebab-akibatkan. Entahlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H