Mohon tunggu...
slamet kipril
slamet kipril Mohon Tunggu... -

Masyarakat Indonesia cinta damai

Selanjutnya

Tutup

Politik

Toleransi untuk Siapa?

18 November 2013   11:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:00 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Coba kita tanya arti toleransi kepada keluarga korban pembantaian poso oleh pasukan kelelawar pimpinan fabianus tibo cs, jumlah resminya sekitar 7000an, faktanya bisa lebih.
Dibantai dlm keadaan tidak siap, tnp pemberitahuan perang dan semacamnya.
Atau coba tarik sedikit ke belakang kita tanya keluarga korban rusuh ambon ketika pasukan preman menyerang penduduk muslim ambon yg sedang merayakan Iedul Fitri 1999, apa yg tersisa dr kata toleransi yg didengung2kan sebagian kelompok di negeri ini?
Semua hal di dunia ini ada sebab ada akibat, bukan ujug2 jatuh dr langit. Ada peristiwa yg memunculkan hal2 yg oleh kelompok tertentu dicap. Perbuatan intoleransi tp kelompok itu pula menafikan penyebab terjadinya suatu peristiwa, apakah ini suatu kesengajaan atau kenaifan tingkat akut?
Toleransi itu sendiri bersifat universal, harusnya bermakna sama dan menyeluruh dari kutub utara smp kutub selatan, bukan hanya sabang smp merauke. Jadi jika toleransi tipe tertentu hanya berhembus kencang di indonesia dan tidak selevel dalam pengejawantahan nya di negeri lain apa kesimpulannya?
Apakah toleransi itu seperti petinju yang terjepit hampir kalah KO berteriak2 toleransi tetapi ketika posisi di atas angin membabibuta membabat ( yang dianggap) lawannya?
Apakah toleransi itu hanya muncul santer jika pihak tertentu itu kebetulan menjadi minoritas sedangkan ketika menjadi mayoritas tidak berlaku/ berfungsi? Jadi salah siapa, bagaimana solusinya? Semoga menjadi bahan renungan utk sebuah jalan keluar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun