Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Kota Tua Suatu Malam

24 Juni 2022   06:28 Diperbarui: 24 Juni 2022   06:33 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tatkala mata dipejamkan remang baluri langit raya

Gelombang ceria manjakan relungrelung semesta

Rembulan berjalan kesepian dirayu mega-mega

Secarik rindu sebuah nama di kanvas biru dibacanya

Kota tua membisu dalam misteri dari berjuta catatan

Hanya suguhkan lengang saat kubawakan deru kerinduan

Rona lampu menyapa, gerimis kecil umpat kegelisahan

Hingga larut tiba tanpa sepatah kata kau lontarkan

Stasiun kota bagai tak ada sisa sepotong pun senyuman

Ikut membisu berbalut sunyi meski cahaya berpendaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun