Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menelaah Ajaran Luhur Para Wali dan Sufi

17 Desember 2020   05:12 Diperbarui: 17 Desember 2020   05:33 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Api yang memakan kegelapan membuka mata dari pejam

Jiwa-jiwa muncul pengertian yang ditatap dari semula kelam

Angin menjadi energi memompa bola cahaya melumat malam

Ruang tlah berlinang benderang satu sama lain saling uluk salam

Amanah agung tersampaikan masing-masing hati sudah paham

Nyata, gelap telah sirna di garba para insan tatkala maknai kalam

Lakukan kewajiban yang tergaris di lembaran kalbu tentang peduli

Upaya sekecil apa pun berfaidah bagi yang tercekik kematian nurani

Hibahkan waktu dan wakafkan tenaga tuk lepas blitan pemangsa hati

Urus sejenak kebutuhannya dalam papa agar kembali tampak berseri

Robbul izati curahkan embun di jiwamu di kelak hari pahala menanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun