Romantika hubungan jarak jauh atau Long distance relationship (LDR) kadang mendatangkan sentimental meski tak jelas arahnya. Tetapi itu sebuah bumbu dari menu, sehingga rasa cinta selalu sedap dalam hidangan.
Mereka saling mengaku dewasa dan tidak ada gangguan nafas. Tetap saja jika paru-paru cintanya menangkap asap mengelepar. Tidak hanya itu jantungnya pun mendidih saat telinganya tersentil kabar burung tentang kesetiaan yang ternoda dan menyebakan harmonisasinya terganggu. Hanya tersisa darah yang mengalir di nadi, itu pun suhunya di luar normal.
"Kalau mas tidak percaya ya wajar saja emang hubungan kita faktanya jarak jauh. Tapi kita kan bisa saling bercakap setiap saat dan kapan pun kita mau. Apa tidak cukup untuk saling menjaga kepercayaan," kata Nunung meyakinkan Nanang yang mendadak jantungan terhadap hubungannya dengan Salinawati.
Siang itu Dewanto merasa perlu kontrol dari yang selama ini hampir tidak ada masalah dalam LDR. Tetapi persoalan sepele bisa meruncing seketika. Misal muncul dari layar HP-nya yang tertulis online, tetapi untuk membalas chatingnya sangat lambat mencapai 10 menitan. "Nunung lagi ngobrol sama siapa to?" desaknya bernada emosi.
"Hai Nanang, maaf agak telat," jawabnya bernada gugup. "Lagi chat sama Ibu Nang, biasa ibu katanya kangen," jelasnya.
"Ibu apa anaknya ibu?" tanya Nanang lagi.
"Hmm pertanyaan tendensius nih?"
"Emang tahu maksudnya?" kejar Nanang.
"Lah kita kan sama-sama mahluk kolam literasi pasti sensitif jika ada getaran kalimat yang Nang cemplungkan ke kolam, rasanya hati Nung agak aneh."
"Ah gayamu saja yang memelihara sensitivitas."
"Nggak pasti yang, tapi memang ada hal aneh kok. Apa perlu Nung tebak?"