Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berkabung di Pelupuk Pelangi

30 September 2020   06:07 Diperbarui: 30 September 2020   06:33 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terpesona melihat purnama di dinding awan

Pancar merona ke relung-relung dan isi taman

Manis senyumu dalam bayang mega rupawan

Di kaki cakrawala merindumu penuh penantian

Begitu cemburu saat angin membelai rambutmu

Terlebih saat tubuhmu di antara deduanan dirayu-rayu

Menggelegak asmara ini bagai terpanah dewandaru

Lambang meluap jiwa rindu sewindu tanpa bertemu  

Apalagi saat kau gembira di candai kupu-kupu

Ingin menelusup dari dekat tatap bola matamu

Sayang hanya daun-daun kering menyapaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun