Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyaman Nurani Nikmati Kesejatian Cinta

26 September 2020   02:09 Diperbarui: 26 September 2020   02:25 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika para bintang dengan cerianya memuja cinta di remang malam. Ada sepotong hati galau kehilangan sepenggal kisah. Dialah pencari ketenangan yang lebih separuh hidup tergadaikan di lumur dosa. Lalu membingkai rayuan rembulan maya yang kembali ajari ingat. Yakni ingat jalan lurus yang dapat hantarkan pada kebahagiaan abadi.

Akui terjal dunia fana dilalui penuh serak. Di permadaninya sesak corat coret nista dan hina dina dosa dan maksiat. Ajaran terang telah jauh ia hindari dan terus berenang ke tengah lautan.

Syukurlah gelombang besar mendorong kembali ke tepian pantai harapan. Lalu wejangan wahyu penuntun kebaikan hakiki disimak lagi. Perlahan daun daun pahala tumbuh. Mekar kedamaian atas aplikasikan ayat ayat yang dibacanya.     

Pasca perjalanan tobat, korden jendelanya tersingkap dan senyumMu selalu sapa usai lelap di sepertiga malam. Berkawan riam-riam rembulan tengah purnama, begitu terang pancarkan cintaNya.

Kini semua kelam masa lalu telah berganti belaian sejuk, tak lagi berperangkap kabut kabut. Khusuk munajat dan memujaMu hadirkan tenang sanubari. Ia sampai pada harapan.

Tiap dini hari bangun batinnya cengkerama akan syukur dan karunia besarnya. Sekeliling ikut berselimut damai beralaunan kipas lembut alamiah.

Lampu di ronga rongganya terang dan pampangkan abjad abjadNya dan pejamkan nafsu angkara. Nuraninya berterang rembulan maya. Nyaman rasanya berpeluk mesra nikmati kesejatian cinta.

*****

Bekasi, 17 September 19.

##Slamet Arsa Wijaya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun