Polusi udara di jakarta kini menjadi "PR" yang sangat sulit untuk dikerjakan. tidak bisa di pugkiri bahwasanya jakarta sebagai ibu kota indonesia, sekaligus sebagai kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di indonesia. jakarta memiliki kualitas udara terburuk di Dunia. bukan yang peratama kalinya, jakarta sudah ke 3 kalinya di  nobatkan dengan kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia. polusi di jakarta juga menybabkan kurang lebihnya 5.300 orang meninggal dunia akibat polusi udara tersebut, juga menimbulkan kerugian material sebanyak US$ 1,4 miliar pada tahun ini.
Polusi ini juga di sebabkan oleh penggunaan kendaraan yang sangat banyak dan menghasilkan gas buang yang banyak juga. padahal pemerintah juga sudah mengupayakan untuk mengurangi polusi udara dengan cara menambah armada busway untuk mengangkut orang yang akan berangkat bekerja dan bepergian, ada juga kereta api cepat MRT, dimana MRT juga lebih efisien dan lebih cepat dari pada kendaraan pribadi juga mengurangi kemacetan.Â
Salah satu unsur polusi ini adalah kemacetan yang dimana kebdaraan lebih lama berada pada jalan raya. ada juga faktor yang menimbulkan polusi sulit ter urai adalah kurangnya penghijauan. atau kurangnya pohon yang ada pada pusat kota. ruang terbuka hijau sangat bermanfaat untuk mengurai polusi menjadi oksigen.Â
Ada juga cara yang sangat ampuh adalah dengan mengadakan CFD (car free day), yang dilakukan minimal 2 hari dalam seminggu yaitu pada waktu weekend. walaupun 2hari. CFD sendiri sangat ampuh bisa mengurangi polusi di jakarta, dan juga untuk menyediakan lahan hujau atau hutan kecil di tengah kota.Â
Pemerintah kota jakarta juga berencana akan mengggantikan bahan bakar fosil ke energi terbarukan , dengan cara memasang solar panel ke rooftop ke sleuruh gedung, baik gedung sekolah maupun gedung pemerintahan yang ada di jakarta. dengandemikian lebih mendapat penurunan dalam penggunaan bahan bakar fosil yang dimana akan habis jika di gunakan terusmenerus, tepat dengan memasang solar panel/panel surya untuk menggantikan listrik yang semula dari bahan fosil kini dengan panas matahari yang di ubah menjadi listrik,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H