Mohon tunggu...
Slamet Widodo
Slamet Widodo Mohon Tunggu... Guru - sang pembelajar

Praktisi dan pemerhati pendidikan, tinggal di Wonosobo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Ulat Bulu" Guru Kehidupan

21 Juli 2012   02:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:45 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kumpulan waktu telah banyak melahirkan falsafah dan ajaran kehidupan. Sungguh tak kurang teori menghadapi kehidupan ini telah dicatat bukukan oleh para winasis. Tuhan yang sangat-sangat menyayangi hamba-Nya pun telah mengutus Rasul untuk menyampaikan way of life. Namun inilah hidup waktu untuk belajar memaknai segala yang terjadi agar hidup lebih berarti.

Tanda-tanda kebesaran Tuhan telah tercatat dalam kitab suci dan terbentang luas dijagad raya. Pertanyaannya maukah kita mempelajarainya? Atau kita memilih menjadi mahluk dungu yang tidak mau menjadikan ayat-ayat sebagai pelajaran suci dari dzat yang amat mencintai mahluk yang bernama manusia?

Pasang surutnya kehidupan manusia bertebaran dengan beraneka ragam warna peristiwa, memaksa kita untuk menjadi lebih dewasa dengan belajar bersikap dengan menyanding ayat-ayat yang ada di hadapan. Mungkin 'ulat bulu' pernah menorehkan kesan sebuah ujian cukup mengharukan saudara-saudara kita di wilayah jawa bagian timur. Namuun ada satu ekor ulat bulu yang tanpa sengaja menjadi 'guru kehidupan bagi kita'. Kog bisa ?

Disiang yang cukup cerah, karena hari sebelumnya mendung menggelayut, dalam perjalananku menuju sebuah kota bersepeda, dimana lalu lintas cukup ramai. Tak sengaja pandanganku menangkap seekor ulat bulu yang berjalan cukup cepat menyeberang jalan raya, untung ban sepedaku tidak menginjaknya. Apakah dia tidak tahu kalau apa yang dia lakukan berbahaya ? Rasanya tidak mungkin. Mungkin dia mau bunuh diri? Masak sih. Yang jelas kita sulit membaca pikirannya karena dia memiliki kultur yang sangat berbeda dengan kultur manusia.

Dalam renungan saya sesampai di kota tujuan, Tuhan seekor ulat bulu yang engkau ciptakan lebih lemah dari aku manusia bisa memiliki keberanian hidup yang menakjubkan untuk menyeberangi rintangan hidup yang resikonya kematian, dia jalani dengan penuh semangat dan kesungguhan. Sungguh tidak pantas manusia berputus harapan dari rahmat-Mu hanya karena rintangan yang menggoreskan luka. Maha suci Allah yang senantiasa menurunkan ayat-ayat kebesaran-Nya disaat manusia membutuhkan penguatan.

Selamat berjuang ulat bulu semoga engkau selamat sampai seberang jalan. Andainya engkau terbunuh oleh roda-roda yang tak pernah peduli, itu adalah ketentuan-Nya dan itu akan menjadi syahadah-saksi dihadapan Tuhan akan kesungguhanmu menjalankan amanah kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun