Mohon tunggu...
Slamet Enjing
Slamet Enjing Mohon Tunggu... karyawan swasta -

baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musa Tak Membelah Lautan

18 Oktober 2014   04:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:36 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita usang ini diceritakan turun temurun ayah ayahnya ayahku hingga ayahku.tentang sorang lelaki gigih nan lurus.konon lelaki itu mampu membelah lautan dengan tongkatnya.ah aku tak percaya tak sedikitpun ku mengamininya.

Dan ayah akan mengkafirkan ketika aku tak mempercayai itu,tak setuju cerita itu.akan menuduhku sesat kuadrat.bukan musa yang membelah lautan tapi kasih sayang TuhanNya lah laut itu terbelah.

Aku justeru percaya dengan kaum yang suka menguruk perairan,membelah lautan membuat daratan.berdirilah tiang-tiang kenyamanan,surga ditepi lautan katanya.kaum yang tak hanya membelah lautan,tapi juga mendirikan bangunan-bangunan,perkampungan dan perkotaan.

Apaka Tuhan telah melahirkan Musa-Musa baru, makhluk suci utusan ilahi.?. makhluk yang bisa mengumpulkan suatu kaum diatas lautan.penuh kegembiraan penuh keceriaan,bersama anggur dan buah-buahan.

Siapakah kaum itu,siapakah Musa-Musa baru itu,ah ingin sekali kubelah kepalanya dan kulihat ayat Tuhan yang mana yang dituliskannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun