Mohon tunggu...
Slamet Hariyadi
Slamet Hariyadi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya adalah seorang pemerhati pendidikan yang sangat menyukai pendidikan mutakhir di semua negara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Riset Kolaborasi UNEJ-UIJ Hasilkan Pupuk Bokashi Tanaman Hortikultura

2 Agustus 2024   06:32 Diperbarui: 2 Agustus 2024   10:04 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Jawa timur bagian timur dikenal sebagai wilayah agroekosistem dengan lahan dan mata pencaharian penduduknya banyak dibidang pertanian. Menurut Biro Pusat Statistik (https://jatim.bps.go.id) produksi buah naga pada tahun 2021 menghasilkan 419,70 ribu ton dan mengalami penurunan pada tahun 2022 sebesar 32,45 persen menjadi 283,51 ribu ton. Komoditi ini semakin menurun dari tahun ke tahun akibat lahan yang terus berkurang, seiring dengan berkurangnya minat generasi muda untuk menekuni bidang pertanian. Terobosan paling efektif untuk mengimbangi permintaan pasar tidak lain dengan meningkatkan produksi per meter lahannya.

   Akselerasi pertumbuhan tanaman yang selama ini mengandalkan pupuk sebagai pemacu perbanyakan organ tumbuhan tidak banyak bergeser dari zaman ke zaman. Bioteknologi yang diandalkan untuk menjadi kekuatan lain sebagai faktor percepatan pertumbuhan tidak juga memberikan akselerasi yang sesuai dengan kebutuhan permintaan (demand). Di satu sisi, kebijakan harga pupuk di pasaran belum banyak berpihak kepada petani, sehingga perlu terobosan-terobosan untuk memanfaatkan bahan alam yang diramu menjadi pupuk alternatif.

   Gayung bersambut, peneliti senior di Universitas Islam Jember, Dr. Siti Roudlotul Hikamah telah lama menekuni zat pengaktif dekomposisi bahan alam menjadi pupuk pemacu pertumbuhan. Kali ini Bu Ika, demikian panggilannya, mencoba menggunakan sampah rumah tangga dan sampah pasar serta kotoran hewan ternak sebagai bahan yang diolah menjadi pupuk organik yang dikenal dengan sebutan bokashi. Sebagai pemacu dekomposisi dari kedua bahan tersebut, digunakan Suplemen Organik Tanaman (SOT) yang telah diracik dan ditelaah kandungannya. Hasil percampuran semua bahan tersebut diharapkan mampu memicu pertumbuhan dari tanaman holtikultura yang hasil produksi yang meningkat dan waktu yang cepat.

   Implementasi dari percobaan yang dirancang Bu Ika, diterapkan pada sekolah-sekolah di wilayah Agroekosistem Jember dan Banyuwangi. Maksud penggunaan sekolah sebagai mitra dalam percobaan ini diharapkan siswa-siswa yang menjadi peserta pelatihan akan menularkan ilmu dan keterampilannya kepada para orang tuanya yang rata-rata bermata pencaharian petani. Perspektif yang digunakan dengan menggandeng sekolah ini telah berkoordinasi dengan pemerhati Pendidikan Universitas Jember, Dr. Slamet Hariyadi, M.Si. Dengan skema kolaborasi peneliti dan siswa, menurut Pak Slahar, lebih efektif untuk mendulang efek dari percobaan pupuk organik bokashi. Pada penelitian ini juga melibatkan ahli statistik dari Universitas Islam Jember Fury Setyo Siskwati, M. Pd guna menghitung efektivitas dan signifikansi hasil penelitian.

   Sejak bulan Juni 2024 yang lalu ketiga peneliti ini telah berkoordinasi dengan dua sekolah sasaran, yakni SMPN 1 Panti Jember dan SMPN 2 Pesanggaran Banyuwangi untuk waktu satu semester. Tanaman yang dipilih untuk keduanya berbeda, yakni Kubis (aplikasi di SMPN 1 Panti, Jember dan Buah Naga (aplikasi di SMPN 2 Pesanggaran, Banyuwangi). Kedua komoditi merupakan holtikultura yang banyak mendapatkan perhatian para petani karena permintaan pasar yang bagus dan harga yang relative konstan. Hasil ramuan Bokhasi spec Holtikultura akan diketahui hasilnya setelah diujicobakan secara lapang di lahan sekolah masing-masing. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun