Kita wajib menghormati dan menghargai upaya Ahok untuk tetap menjadi Gubernur DKI. Kita tidak boleh menghalangi niat dan itikad yang begitu menggebu dalam dirinya. Kita butuh orang orang yang penuh rasa optimis.
Teman Ahok, kumpulan anak muda yang penuh percaya diri dengan semangat MEDSOS sebagai megaponnya. Dimana dengan satu arah dia ingin mengarahkan konstituen atas suatu pilihan. Apakah mereka bisa merasakan tangis, marah, keinginan konstituen. Komunikasi politik tentu tidak bisa dengan satu arah. Butuh dua arah. Konstituen butuh rasa dan emosi diperhatikan, mereka perlu dijabat tangannya, mereke butuh disentuh pundaknya bila berkeluh kesah.
Apapun semangat Teman Ahok sangat layak didukung dan disemangati, maju terus kaum muda serta selalu belajar.
Nasdem dan Hanura sebagai pendukung kepagian. Bagaimana mungkin partai yang didirikan dengan suatu ideologi bisa menggadaikan ideologi partainya kepada orang yang tidak sepaham posisi/perjuangan partai. Apalagi hanya sebatas pendukung bukannya pengusung.
Okelah kita coba hargai niat ke-2 partai tersebut dengan alasan apapun. Namun ketika bicara tanpa mahar, rasanya kok ragu ya ....
Hanura Tak Mau Menterinya Dikurangi, kalau Bisa Ditambah Jadi Empat
"Bagi kami yang sejak awal mendukung Jokowi-JK, kita enggak mau dong portofolio kita dikurangi," kata Erik dalam diskusi yang digelar Smart FM di Jakarta, Sabtu (2/4/2016). KOMPAS
Melihat begitu semangat apakah ada hak kita untuk menghalangi kemauan dan tekad menjadi Cagub. Jangan pernah kita lakukan kawan, ayo bersama-sama kita dukung.
Benar kita dukung sebagai Cagub.
Apakah kita perlu mendukung sebagai Gubernur DKI? Wah... wah kalau ini tunggu dulu. Ya tunggu dulu. Kalau sebagai pemimpin, tunggu dulu kawan.
Kalau kemarin kita dapat Gubernur kan karena lungsuran saja. Kita tidak ikut memilihnya. Sekarang kita berhak memilih, maka pilihlah yang lebih baik.
Kalau sebagai Pimpinan/Gubernur, kita lihat apa prestasinya.