Lima hari sudah tragedi hilangnya pesawat naas milik maskapai penerbangan Malaysian Airlines berlalu. Pesawat yang mengangkut 227 penumpang dengan 12 kru itu hilang dalam perjalanan Kuala Lumpur–Beijing yang kemungkinan besar jatuh di perairan Vietnam. Pesawat jenis 777-200 itu jatuh setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) sebelum akhirnya hilang dari pantauan radar menara bandara setelah 2 jam terbang menuju Beijing.
Meski telah dilakukan pencarian gabungan yang melibatkan 11 negara, namun belum ada titik terang terhadap keberadaan pesawat seharga 3 triliun tersebut. Pemerintah Malaysia pun enggan berspekulasi mengenai kemungkinan jatuhnya pesawat tersebut. Pemerintah Malaysia bahkan nampak bingung ditengah keadaan yang serba tidak pasti, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan yang saling berlawanan dari pejabat berwenang Malaysia, seperti yang pernah diungkapkan pemerintah Malaysia bahwa penumpang gelap dalam pesawat adalah bukan orang Asia namun ternyata mereka menarik pernyataan itu dengan menyebut bahwa kedua penumpang tersebut adalah warga negara Iran yang hendak berangkat ke Jerman untuk mencari suaka.
Berbagai kemungkinan penyebab peristiwa itu mulai mulai diperhitungkan. Human error disebut sebagai salah satu penyebab, namun banyak pihak membantah karena kapasitas terbang pilot yang mencapai 20 ribu jam terbang. Cuaca buruk juga nampak tidak mungkin karena cuaca diwilayang yang terindikasi posisi jatuhnya pesawat menunjukkan kondisi yang baik saat pesawat mulai hilang dari radar, serta kerusakan pesawat pun disebut sebagai kemungkinan penyababnya, namun hal ini dibantah berbagai pihak karena kondisi pesawat yang masih cukup bagus, teknologi pesawat yang tergolong canggih dan usia pesawat yang relatif baru. Jika salah satu dari tiga hal tersebut yang menyebabkan pesawat kecelakaan maka masih sangat memungkinkan pilot memberikan tanda peringatan bahaya kepada menara bandara.
Sempat muncul dugaan bahwa pesawat dibajak oleh teroris. Hal ini diperkuat oleh keberadaan penumpang gelap dengan paspor palsu di pesawat Malaysia Airlines tersebut, serta pernyataan komandan AU Malaysia, Jendral Rodzali Daud yang menyatakan bahwa pesawat sempat berbalik arah di atas wilayah Vietnam, meski akhirnya Rodzali Daud menarik lagi pernyataannya. Pihak AS pun mulai menduga-duga penyebab dari jatuhnya pesawat tersebut diantaranya pilot melakukan aksi bunuh diri seperti yang pernah terjadi pada Egypt Air tahun 1980-an, namun hal itu masih dugaan yang belum terbukti dengan pasti.
Apapun yang menyebabkan pesawat ini kecelakaan, yang pasti peristiwa ini terjadi dengan cepat yang karena pilot tak sempat memberikan tanda bahaya ke menara bandara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H