Skylashtar Maryam
Saya bukan orang jahat. Meski banyak orang jahat yang berusaha menjahati saya. Namun, itu bukan berarti saya berubah menjadi orang jahat dan balas menjahati mereka yang telah berbuat jahat kepada saya.
Sekali lagi, saya bukan orang jahat.
Kalaupun mulut saya berbusa basi menyebut mereka orang jahat, tetap saja, saya bukan penjahat, apalagi berubah jadi orang jahat.
Ketika laki-laki itu menjahati saya pun, saya tidak lantas menjadi penjahat dan sama-sama menjahatinya. Mungkin saya sedang menunggu untuk menjadi jahat, tapi saya bukan penjahat karena menunggu itu bukan perbuatan jahat.
Ya, walaupun laki-laki itu berkali-kali menggagahi saya dalam persenggamaan yang liar kemudian membuat saya tenggelam dalam lebam, saya tak berani merubah diri saya sendiri menjadi orang jahat lantas membalas lebam dengan lebam. Meski lebam dibalas dendam.  Tapi saya bukan orang jahat karena menyimpan dendam.
Saya memang menginginkannya mati dengan cara paling mengenaskan karena keberadaanya sebagai orang jahat telah membuat saya sekarat dan tertekan. Karena dia telah menyumbat mulut saya dengan kain lap setiap kali saya mengaduh dalam tangis. Atau jika tidak ada kain lap, dia akan mengusir saya keluar rumah, ke tengah gerimis.
Apa saya jahat jika berdoa dalam diam dan meminta kepada Tuhan supaya dia tidak bahagia?
Sebab satu-satunya jalan saya untuk bahagia telah dia kebiri dengan berapi-api. Tiga tahun pernikahan bagaikan permainan dengan dia sebagai majikan dan saya sebagai kuli buli.           Dia menjadikan cinta sebagai kambing hitam untuk mewujudkan kebahagiannya sendiri. Cintanya sendiri. Walaupun untuk itu, kebahagiaan saya ditumbalkan dan nyaris mati.
Apa saya jahat karena menganggap dia jahat?
Jika saya ini orang jahat, tentu saya tidak akan diam saja ketika satu persatu piring dan gelas di dapur berderak pecah ke muka saya. Jika saya ini orang jahat, tentu saya tidak akan diam saja ketika pisau-pisau tajam itu mencacah dada saya. Jika saya ini orang jahat, tentu saya tidak akan diam saja tatkala dijejali sampah serapah. Jika saya ini orang jahat, tentu saya tidak akan diam saja waktu lima liter minyak tanah tumpah ke badan saya dan ditodong api tepat di pinggiran pipi. Bahkan untuk alasan yang sampai sekarang tidak saya ketahui.