Mohon tunggu...
Langit Amaravati
Langit Amaravati Mohon Tunggu... lainnya -

An author\r\nhttp://langit-amaravati.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suami Saya Penjahat Keparat

6 Maret 2012   19:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:25 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Skylashtar Maryam

Saya bukan orang jahat.  Meski banyak orang jahat yang berusaha menjahati saya.  Namun, itu bukan berarti saya berubah menjadi orang jahat dan balas menjahati mereka yang telah berbuat jahat kepada saya.

Sekali lagi, saya bukan orang jahat.

Kalaupun mulut saya berbusa basi  menyebut mereka orang jahat, tetap saja, saya bukan penjahat, apalagi berubah jadi orang jahat.

Ketika laki-laki itu menjahati saya pun, saya tidak lantas menjadi penjahat dan sama-sama menjahatinya.  Mungkin saya sedang menunggu untuk menjadi jahat, tapi saya bukan penjahat karena menunggu itu bukan perbuatan jahat.

Ya, walaupun laki-laki itu berkali-kali menggagahi saya dalam persenggamaan yang liar kemudian membuat saya tenggelam dalam lebam, saya tak berani merubah diri saya sendiri menjadi orang jahat lantas membalas lebam dengan lebam.  Meski lebam dibalas dendam.   Tapi saya bukan orang jahat karena menyimpan dendam.

Saya memang menginginkannya mati dengan cara paling mengenaskan karena keberadaanya sebagai orang jahat telah membuat saya sekarat dan tertekan.  Karena dia telah menyumbat mulut saya dengan kain lap setiap kali saya mengaduh dalam tangis.  Atau jika tidak ada kain lap, dia akan mengusir saya keluar rumah, ke tengah gerimis.

Apa saya jahat jika berdoa dalam diam dan meminta kepada Tuhan supaya dia tidak bahagia?

Sebab satu-satunya jalan saya untuk bahagia telah dia kebiri dengan berapi-api.  Tiga tahun pernikahan bagaikan permainan dengan dia sebagai majikan dan saya sebagai kuli buli.             Dia menjadikan cinta sebagai kambing hitam untuk mewujudkan kebahagiannya sendiri.  Cintanya sendiri.  Walaupun untuk itu, kebahagiaan saya ditumbalkan dan nyaris mati.

Apa saya jahat karena menganggap dia jahat?

Jika saya ini orang jahat, tentu saya tidak akan diam saja ketika satu persatu piring dan gelas di dapur  berderak pecah ke muka saya.  Jika saya ini orang jahat, tentu saya tidak akan diam saja ketika pisau-pisau tajam itu mencacah dada saya.  Jika saya ini orang jahat, tentu saya tidak akan diam saja tatkala dijejali sampah serapah.  Jika saya ini orang jahat, tentu saya tidak akan diam saja waktu lima liter minyak tanah tumpah ke badan saya dan ditodong api tepat di pinggiran pipi.  Bahkan untuk alasan yang sampai sekarang tidak saya ketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun